wall.alphacoders.com |
Dakwah
berarti menyeru, mengajak, dan memanggil manusia untuk beriman dan taat kepada
Allah. Dakwah digunakan untuk menyeru kepada manusia untuk mengerjakan yang
baik dan Menjauhi yang bathil. Dalam Ayat Al-Qur’an disebutkan.
“Serulah
(manusia) kepada jalan tuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik, dan
berdebatlah dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk” (Q. S. A-Nahl : 125)
Banyak orang mengira bahwa dakwah
baru bisa dilakukan setelah mereka berada dalam suatu tempat atau naungan
(organisasi), ataupun setelah mereka mendapat ilmu dan kapasitas yang cukup (‘Alim) tentang agama. Itu tidak
sepenuhnya salah. Tapi sebenarnya, meskipun tidak berada di dalam dua ranah
tersebut, kita masih bisa berdakwah asalkan konteksnya mengarah kepada kebaikan
dan mencegah dari yang munkar. Seperti halnya yang pernah dikatakan baginda
Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa
sallam.
“…Sampaikanlah
dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari Muslim)
Menjelaskan bahwasanya meski
hanya satu ayat saja yang kita tahu dan pahami – Saat kita melihat seorang yang
belum tahu atau seorang yang menyimpang dari kebenaran – kita sudah berhak
mengajarkan itu kepada orang lain.
Meski
seorang diri sudah bisa berdakwah. Namun jika di bandingkan dengan mereka yang
berdakwah dalam kesatuan jama’ah, akan berbeda jauh dalam hal kapasitas,
kualitas, dan jangkuan. Berjuang sendiri ibarat satu buah lidi yang mudah
patah, dimana seorang itu hanya akan terpatahkan oleh mereka yang membenci
dakwah. Berbeda lagi semisal lidi itu banyak dan membentuk suatu ikatan,
sehingga sulit untuk dipatahkan. Tidak ada yang bisa menjamin keistiqomah dalam
berjuang di jalan dakwah ketika sendirian. Apalagi sekaliber kampus yang
heterogen. Kampus diibaratkan sebuah negara kecil, sebuah miniature negara yang
nantinya kita akan berproses, belajar, dan berkarya untuk menjadi bekal kita
saat terjun bermasyarakat. Akan ada banyak godaan yang didapat dan mematikan
jalan dakwah yang dibangun seorang diri dengan susah payah, bahkan bisa jadi
kita akan terjerumus mengikuti arus negatif. Untuk itulah saya menekankan
pentingnya aspek berjama’ah dalam relung dakwah kontemporer dengan salah satu
caranya ialah mengikuti Lembaga dakwah yang ada di kampus. Mengapa demikian? Karena LDK (Lembaga dakwah Kampus) menjadi
Garda terdepan dalam Syiar di kampus (Prolog risalah dakwah kampus. ntd). Mereka
sudah memiliki Metode-metode teratur yang terus dibenahi secara terus menerus.
wall.alphacoders.com |
Ketika
memasuki sebuah organisasi keislaman kampus. Organisasi yang menjalankan amanat
dakwah, tentunya disana sudah terdapat aturan, mekanisme, pedoman-pedoman yang
harus ditegakkan para pengurus untuk menunjang keberlangsungan dan keteraturan
dalam berdakwah. LDK bukan hanya membuat kita menjadi rileks dalam berdakwah
namun juga berfungsi sebagai tameng, proteksi yang menjaga serangan dan
gangguan dari luar.
Peranan
dakwah kampus yang harus di tekankan sekarang ini ialah harus bisa memposisikan
diri dengan lingkungan serta orang yang di dakwahinya. Ibarat bermain bola dia
jangan sampai buta posisi entah GK,CB,CMF,CF, dll… Bisa jadi dia ditugaskan
jadi kiper ndelalah waktu main menjadi
gelandang sayap, hal itu akan menjadi kesalahan fatal yang mengakibatkan
kebobolan. Jika dia seorang awam dan belum begitu mengenal islam, maka
hendaknya kita perkenalkan dulu secara baik-baik sesuai dengan kapasitas yang
dia miliki saat itu. Begitupun juga ketika kita berdakwah kepada seorang yang
sudah memiliki ilmu agama yang baik, saat melakukan kesalahan kita boleh
menggertaknya keras karena dia melakukan hal tersebut padahal dia tahu
hukumnya.
Kejadian
ini pernah terjadi di zaman Rasul ketika seorang badui kencing di masjid. Rasul
tidak marah, bahkan berusaha meredakan amarah para sahabat yang ingin
menghakiminya. Rasul dengan rileks menyuruh menyiram kencingnya dengan Air dan
memberi tahu Badui itu baik-baik karena memang pada dasarnya dia tidak tahu.
Maka dari itulah yang membuat hati badui itu terpikat dan tsiqoh kepada islam. Namun lain halnya ketika yang melakukan
kesalahan adalah mereka yang mengerti tentang agama, tentu cara mengingatkan
juga berbeda. Maka dari itu, seorang pendakwah hendaknya harus tahu betul siapa
yang mereka dakwahi dan lingkungan yang mereka tempati, untuk bisa memposisikan
diri dalam ragam mahasiswa yang ada di kampus. Bahkan kita pun juga harus tahu
bagaimana cara memperlakukan non muslim dengan baik dan benar.
Anggaplah
kita berhasil menyadarkan teman-teman kita dan berhasil menariknya ke dalam LDK.
Setelah berhasil merangkul mereka untuk tsiqoh
terhadap dakwah. Tugas selanjutnya dari organisasi adalah membina dari dalam.
Tujuannya adalah didapatkannya kemampuan yang baik dari segi kepahaman dan
kapasitas dari seorang pendakwah, bukan hanya di lingkungan organisasi LDK
namun juga di lingkungan tempat dia berkumpul. Supaya dia bisa membaur dan
mengajak kepada kebaikan, bukan malah melebur dan terbias dengan segala herarki
yang ada di sekitarnya.
wall.alphacoders.com |
faktor yang
tak kalah penting lainnya bagi para pengemban dakah kampus adalah belajar. Tujuan utama kita berkuliah
adalah untuk menuntut menggapai ilmu. Jangan sampai alasan sibuk
beraktivitas di organisasi membuat kita lalai dalam belajar dan menggapai Ilmu.
Membagi waktu sangat penting agar para pendakwah bisa berlatih memanajemen
waktunya dengan baik (apalagi mereka yang mengambil jurusan manajemen).
Selanjutnya
adalah membuat jaringan. Mengingat sebuah LDK tak akan sempurna jika berdiri
sendiri, untuk menyesuaikan sinergi dan tujuan Bersama, alangkah baiknya
menjalin hubungan kental dengan LDK atau LDF yang ada di universitas sendiri
maupun di universitas lain. Diharapkan dengan adanya ikatan – seperti acara
silaturahmi Bersama – akan menguatkan tali silaturahmi. Menciptakan nuansa
sharing dan tukar pikiran untuk membuat LDK lebih aktif, produktf, inovatif,
dan efisien.
LDK juga
harus mencari relasi dari berbagai elemen,
institute, maupun organisasi yang berada di sekitarnya. Menjalin
kekerabatan serta komunikasi aktif sehingga organisasi kita tidak di pandang
sangat eksekutif. Jika sebuah organisasi menutup diri dari lingkungan luar akan
sangat sulit dan menjadi penghambat dalam jalannya dakwah kampus itu sendiri. Dalam
buku RMDK (Risalah Manajemen Dakwah Kampus) sendiri juga telah diingatkan
bahwasanya…
Membangun
jaringan ibarat membuat sebuah simbiosis antara kita (LDK) dengan elemen lain…
… pengelolaan jaringan harus dilakukan secara benar agar timbul suatu kerjasama
yang saling menguntungkan dan agar kita tak lantas dirugikan atau dimanfaatkan
pihak lain. (dalam BAB IX Jaringan Lembaga Dakwah Kampus.ntd)
Tentu
masih banyak hal lain seperti pengaturan dana, surat-surat organisasi, mekanisme
kaderisasi dan pembinaan yang semua itu bisa anda temui di buku Risalah
Manajemen Dakwah Kampus Edisi terbaru. Anda bisa mengunduhnya atau mencarinya
Via internet. Saya hanya memaparkan pokok-pokok permasalahan klise yang sering ditemui dan dilalaikan
dalam diri pendakwah saat mengemban amanah Dakwah di kampus.
Sekian Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarokatuh…
Oleh : Muhammad Habib Amrullah
Monday, January 28, 2019
0 komentar:
Posting Komentar