Jumat, 18 Januari 2019

Kumpulan Cerpen ; Sambat


wall.alphacoders.com


Hujan deras mengguyur kampung pinggir kota dekat perempatan lampu merah yang sering diterabas oleh mahasiswa. Setelah menanti dengan penantian Panjang akhirnya hujan yang dinanti turun menderu bagai butir peluru membentur atap rumah. Tanpa basa basi hujan turun begitu deras tanpa harus menunggu rintikan kecil dengan suara ramah. Hembusan angin besar ikut mengayun tiap dahan dan ranting pohon, membuat daun-daun kering berguguran berjatuhan di sepanjang jalan.

            Semua terurai terdekap dalam satu aba-aba. Hujan kali ini menjadi pertanda awal masuknya musim penghujan dan berlalunya musim kemarau yang lumayan Panjang. Hari ini suasana baru tercipta, cucian baju yang biasanya kering ketika dijemur beberapa jam. Kini dengan terpaksa harus di gantung di dalam ruangan sampai mengeluarkan bau penguk. Namun disisi lain banyak kebermanfaatan dari datangnya hujan ini. Yakni lebih banyak sumber stok air tanah, pepohonan tumbuh subur, udara bersih, Dan efek paling luar biasa ketika hujan deras di malam minggu ini adalah mencegah para cecenguk-cecenguk yang berduaan di taman itu membatalkan kencannya dan memilih mendekam di rumah. Itu adalah salah satu berkah luar biasa yang para jomblo dapatkan.

“alhamdulilah ya Allah, engkau kabulkan do’a hamba untuk turunnya hujan di malam minggu ini” kata Gardi dengan nada suara kecil. ekspresi wajahnya sungguh bahagia seperti sedang menerima segepok uang korupsi bank century.
“kurang ajar emang si marsipulamin. Tega-teganya dia membatalkan jadwal mabar PUB(e)G(o) kami hanya karena dia ingin nge-date sama pacarnya malam ini. Mampus lu sekarang ujan, ngga bakal gw acc semisal dia mohon ama gue mau mabar naikin rank lagi” batin Gardi sambil tertawa jahat.

            Efek luar biasa juga di terima pepohonan yang tumbuh di sekitar rumah Gardi. Tapi sebenarnya bukan Cuma pohon di sekitarnya saja, melainkan seluruh pohon yang terkena imbas hujan deras pada malam itu.

“segarnya dalam hati…” senandung salah satu pohon yang sudah menanti-nanti datangnya hujan. Dedaunan kering yang selama setengah tahun bertengger di dahannya sudah berjatuhan berganti dengan daun muda baru yang hijau, asri, dan permai.
“iya nih jeng, saya juga seneng banget hujan kali ini bisa minum sepuas-puasnya”

Disela-sela kesenangan para pohon akan hujan lebat ini, tiba-iba mereka menemui hal yang tidak terduga.

‘MAKJEGLEAAAR!’ suara petir menyambar sebuah tiang listrik di dekat mereka, membuat beberapa pohon yang ada disana ketakutan.

            Hujan deras awet mengguyur Kawasan itu. disusul mati lampu serempak disebabkan salah satu tiang listrik di dekat persimpangan jalan tersambar petir. Gardi yang sedang bermain PUB(e)G(o) menaikkan ranknya tiba-tiba mengalami lag dan no connecting. Tampaknya dia sedang menggunakan wifi kos, sedangkan dia tidak memiliki kuota paket karena emang lagi masa-masa kere.

“Jancoeg!” pisuhnya di luar hati. Kini dia harus menerima kenyataan pahit bahwa dia harus rela kehilangan win streak chicken dinner-nya.

            Teman kamar yang berada di sebelahnya, bernama Mcqueen segera menghampiri Gardi yang sedari tadi tak henti-hentinya misuh-misuh karena terjadi mati lampu.

“ada apa to Gar. Mati lampu kaya gini kok malah misuh-misuh ngga jelas. Obatmu abis to?”
“Bukan cuk, Justru karena mati lampu ini queen! Win streak gue jadi ilang nih. Padahal selangkah lagi gue bakal chicken dinner nih!”
“yaelah tong Cuma gara-gara game aja lo jadi kaya gini. Dasar jomblo”
“sesama jomblo jangan saling menghina, lagian jomblo itu salah satu jalan hidup gue sampai menemukan seseorang yang pantas dan layak berada di samping gue, ingat itu”
“hilih bullsh*it, udah ngaku aja kalau kamu itu ngga laku, ngga usah banyak alasan”
“apaan sih. Akhir-akhir ini lo sirik banget sama gue?”
“bukannya sirik Gar. Tapi kenyataan, bukti real dilapangan dengan berbagai data akurat dan terpercaya”
“halah cukup. Gue dah muak. Pengen beli kuota dulu”
“lah katanya ngga punya duet, mau beli kuota. Makan malem tadi aja pinjem sama aku”
“ya kan aku beli kuotanya pinjem uang sama kamu lagi, gimana sih”
“kurang ajar emang, ngga mau ah kalau pinjem uang buat hal-hal yang mudhorot
“yaelah, kan Cuma buat beli kuota mamanx”
“abis itu kan buat main game lagi sampe jam empat, trus ketiduran ngga subuhan, gitu kan alurnya”
“plis lah, kita kan teman otw sahabat, kamarnya sebelahan lagi. Masak kamu ngga kasihan dan ngga mau minjemin duit sih”
“bantu dalam kebaikan itu bagus. Kalau ini mah Namanya pengerusakan teman. Aku berusaha mendidik kamu supaya keluar dari zona nyaman biar ngga kebablasan”
“ah susah ngomong sama kamu. Kamu ngga tau sensasinya sih, ya dah aku ngebon warung mbok darmi aja dah. Samlekom!” katanya sambil melajukan motor untuk pergi ke konter langganannya.
“waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh ya akhi”

            Hujan masih belum berhenti, beberapa petugas PLN terlihat tengah memperbaiki tiang rusak  akibat tersambar petir. Beberapa orang melihat dari kejauhan, perjuangan para pekerja ditengah hujan badai yang menggila tiada henti. Sambil berharap-harap cemas listrik bisa kembali menyala seperti semula menerangi rumah-rumah yang ada.

“yang aku kangen sama kamu”
“aku juga kangen nih beib”

Percakapan mesra kedua belah pasangan gaje ini membuat siapapun yang mendengar merasa risih. Namun mereka tetap santai bercakap menggunakan video call di rumah masing-masing. Kegelapan tidak menghentikan mereka dalam menjalin asmara, apalagi mereka baru jadian dua hari yang lalu.

“yah, gara-gara hujan kita ngga jadi jalan-jalan ketaman deh, padahal disana aku mau ngasih kamu surprise sambil ditemani dengan segelas ronde loh”
“ih so sweet banget ciih, kenapa sih harus ujan segala, ngganggu kemesraan kita aja”
“iya sayang, besok aja yah aku bakal ngasihin surprisenya ke kamu”
“oke cayangkyuh”

Mereka terus saja melakukan video call sampai kuota mereka habis, sampai lupa waktu, sampai tak ingat tugas kuliah yang menumpuk. Padahal salah satu alasan mereka berpacaran adalah supaya lebih rajin berangkat kuliah. Namun sama saja semisal niat mereka tidak untuk kuliah.

            Di lain sisi Gardi sudah selesai membeli kuota dengan bon. Wajah sumringah terlihat dari raut wajahnya. Berjalan menuju kamarnya yang gelap. Mengambil posisi ala gaming pro kemudian login untuk kembali bermain game PUB(e)G(o).

‘jeglek’

Lampu kembali menyala, saluran listrik sudah pulih atas perjuangan pekerja PLN yang tanpa kenal Lelah membetulkan instalasi listrik yang terputus. Mcqueen saat itu sangat bersyukur akhirnya dia bisa menggunakan wifi kos untuk mendownload PES keluaran terbaru, sekaligus bisa menggunakan penerangan lampu untuk belajar materi kulaih besok. Beda lagi dengan Gardi. Kini pisuhannya semakin menjadi-jadi karena merasa sia-sia telah membeli kuota berlimpah dengan menggunakan uang pinjaman.


Jum’at, 18 Januari 2019

M         H         A

0 komentar:

Posting Komentar