Apa yang bisa dilakukan dirumah? Awalnya cukup senang
dengan situasi ini, apalagi di surat edaran pertama tersedia waktu dua minggu
sehingga bisa digunakan untuk pulang kampung. Saya pikir wabah ini memang hanya
sementara terjadi dan setelah dua minggu perkuliahan akan berjalan seperti
biasa. Namun takdir berkata lain. perpanjangan masa waktu untuk berkuliah di
rumah terus di perpanjang. Hingga satu semesester ini harus saya rasakan untuk
berkuliah full dirumah hingga semester ini selesai.
Well, memang semula terasa menyenangkan karena tidak
harus mandi, bersiap menyalakan motor, dan pergi ke kampus. Cukup rebahan
sambil melihat dosen di zoom, mengerjakan tugas di leptop, atau sekedar
menyimak perkuliahan di WAG.
Tapi lebih dari itu, lama-lama terasa sangat membosankan
apalagi di rumah bawaannya selalu males dan tidak produktif, saya takut hal ini
akan berimbas ke hal yang lebih besar dan menjadi kebiasaan di masa depan. untuk
itu berkenaan sekarang memasuki bulan Ramadhan beberapa waktu yang semula luang
bisa diisi dengan agenda meningkatkan amal. Namun itu juga belum cukup. Karena
perkuliahan juga akan dipadatkan menjadi tanggal 22 mei, serta organisasi yang
sudah menuntut untuk berperan aktf di berbagai media online. Semua hal itu
harus bisa teratasi. Meski tubuh memang menjadi sangat malas untuk bergerak
menyelesaikan semuanya.
Dari sini mungkin saya masih bersyukur, walau dirumah
kebutuhan dasar masih bisa terpenuhi dengan baik. Tak bisa membayangkan betapa
susahnya para pekerja harian di luar sana yang sekarang tengah kelaparan di
tengah pandemic.
Salah satu hal yang bisa saya lakukan adalah terus belajar
dan berkembang. Meski tubuh terasa jenuh karena hanya berlabuh pada satu
tempat. Melihat betapa susahnya di luar sana mungkin bisa memantik semangat
yang luntur. Sebisa mungkin pulih bersamaan dengan peningkatan amal di bulan Ramadhan.
Pemerintah sudah menghimbau supaya masyarakat tidak
bepergian kecuali agenda yang sangat mendesak. Saya bisa rasakan itu terutama
di daerah zona merah yang mereka selalu was-was jika ingin keluar. Tidak di
sini – saya berada di zona hijau – yang para anak kecil masih bebas bermain di
luar sana. Tapi kekhawatiran saya tidak berlaku bagi mereka yang membangkang
dan merasa kuat untuk bermain dan ngerumpi di luar Bersama teman-teman.
Saya bukan anak rebahan atau anak yang betah tinggal di
suatu tempat. Saya akan merasa sangat lemah Ketika melakukan hal itu. bisa
dilihat sekarang perut saya sudah mulai membuncit dan kurang berolahlaga,
padahal asupan ke dalam perut begitu banyak melebihi batas tenaga yang
dikeluarkan.
Terlepas dari konspirasi dari berbagai media bawah tanah
yang mengindikasi jika semua ini adalah ulah elite global. Saya memang
memikirkannya Cuma fokus harus tetap kepada pengembangan diri. Untuk itu
sekaranya saya harus membuat procedure apa yang pantas untuk saya lakukan kedepan
dan merencanakan Kembali hidup saya jika hal buruk terjadi dan masa penangguhan
stay at home di perpanjang hingga akhir tahun. Semoga kita semua lekas bisa selamat
dan keluar dari situasi pelik ini.
0 komentar:
Posting Komentar