Memandang realitas saat ini, segala macam kerusakan moral dan budaya telah menggerogoti anak bangsa. Hal itu dianggap wajar karena arus globalisasi yang tak terbendung. Serta kurang peran orang tua dalam menjaga anaknya. Namun di lain sisi, kita mengamanatkan kepada mereka untuk menyokong kemajuan Indonesia di masa yang akan datang. Yang katanya Indonesia akan jaya di tahun 2045. Apakah Indonesia mampu maju? Dengan kualitas sumber daya yang kita lihat sekarang sangat kurang dari segi aspek adab, budaya, dan pola pikir?
Banyak
orang menginginkan Indonesia maju dari berbagai aspek. Mulai dari aspek sosial,
politik, ekonomi, dan budaya. Saya telah menanyakan ke khalayak ramai mengenai
impian mereka tentang Indonesia. Kurang lebih hampir mirip. Kebanyak ingin
menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya, menjadi negara maju, menjadi macan
asia, serta mensejahterakan rakyatnya dengan sumber daya negara yang dikelola
dengan baik.
Kami
menginginkan Indonesia menjadi negara berbudaya, Makmur dan beradap,
orang-orangnya berpikiran maju, damai, pemimpinnya cerdas dan jujur, toleransi,
sejahtera, swasembada pangan, swasembada pekerjaan, menjadi negara eksportir
minim impor, pemerataan ekonomi, memberantas kemiskinan, sadar akan masalah
sosial ekonomi, mandiri, tidak goyah dengan berbagai tantangan serta ideologi
luar, mencintai budaya sendiri, adil untuk setiap golongan masyarakat, hukum
yang adil, menjadi pemimpin peradaban, toleransi antar ummat beragama, pemimpin
amanah, mensejahterakan rakyat, mengenalkan kearifan lokal dan wisata,
Komentar
saya adalah ‘PREET’ melihat realita di lapangan tak seindah ekspektasi dan
harapan mereka. Mereka ingin perubahan untuk Indonesia maju? Nyatanya
kebanyakan para penduduknya masih kurang berpikir maju. Ngapain coba kita
berharap yang besar-besar macam menjadi Macan asia, menjadi negara Super Power
dengan militer nomor satu di dunia. Menjadikan sepakbola Indonesia masuk dan
juara piala dunia. Lha wong masalah kecil macam bocil pacaran, sampah
yang di buang seenaknya, mereka yang sering terlambat dan tidak menghargai
waktu. Dan masih banyak problem lainnya saja belum kelar. Hal simple dan
disepelakan seperti itu saja masih belum bisa teratasi. Gitu masih mau mikir
Indonesia akan maju?
TENTU MASIH. Meski kenyataan pahit masyarakat kita masih
memiliki PR serius dalam hal adab, budaya, dan pola pikir. Setidaknya mereka
masih memiliki pandangan untuk maju. Itu penting. Sebab, Itu tandanya mereka
masih memiliki harapan serta keinginan agar Indonesia menjadi negara maju
kedepannya. Namun disini saya tekankan akan masalah aksi. Ngga asal omong tok.
Karena sesuatu yang hanya sebatas pemikiran, jika tidak direalisasikan, maka
selamanya pemikiran itu akan menjadi imajinasi.
Mari mengaca pada
diri. Untuk membenahi Indonesia yang carut marut. Permasalahan pertama yang
harus diatasi adalah dari diri sendiri. Sudah benarkah kita? Sudah sadarkah
kita akan pentingnya kotribusi kita dalam memajukan Indonesia? Sudah adakah
kontribusi kita? Dll.., tanyakan hal itu pada diri anda, supaya anda juga sadar
jika memiliki peran yang sama seperti 250 juta penduduk Indonesia lainnya. Kemudian
setelah diri anda sadar, masuklah ke ranah keluarga, Lalu ke ranah Sanak saudara,
kemudian masyarakat secara keseluruhan.
Mengapa
untuk membikin negara maju bukan memilih untuk membangun infrastruktur? membangun
Gedung penelitian? Mencetak buku sebanyak-banyaknya? Meningkatkan laju produksi
negara? Atau membikin lapangan pekerjaan? Karena semua itu bakal percuma jika
sumber daya manusia yang ada di negara tersebut tidak terbina dengan baik. Segala
sesuatu yang dinilai pertama kali adalah masyarakatnya. Personal adalah hal
paling mendasar dalam terciptanya negara. Itu bagaikan sel. Jika sel itu baik
semua? Otomatis tubuh juga akan sehat. Bisa melakukan segala aktifitas positif
yang tentu bermanfaat pada tubuh.
***
Disini saya perlu tekankan rasa persatuan dan cinta kepada
tanah air. Dengan mencintai budaya serta bangsa sendiri, akan menumbuhkan rasa
perjuangan. Perjuangan untu memajukan bangsa akan semakin kuat. Bak seorang
pria yang ingin melindungi kekasihnya. Beda lagi dengan mereka yang malah
mengadopsi pemikiran luar. Untuk itu mereka malah berperan dalam membantu
memajukan negara lain.
Paradigma yang terjadi disni hanyalah sebatas tentang
cita-cita. Sebuah impian yang diharapkan bisa terwujud di masa mendatang. Kapan
impian itu menjadi kenyataan? Siapa yang tau. Kita hanya berusaha supaya itu
bisa terwujud secepatnya. 2045? Bahkan Dahlan Iskan menyebut itu kelamaan.
Mengapa ngga 2025? Tanya beliau kala itu. disitulah saya berpikir, benar juga.
Mengapa kita selalu menantikan dan melimpahkan tugas pada yang lain. mmengapa
tidak di mulai pada diri kita sendiri? Mengapa harus menunggu 2045 jika sekarang
saja kita bisa menyusun pondasi untuk memajukan Indonesia lebih cepat? Ketika
kita mengulur waktu untuk bangkit. Secara tidak langsung kita juga ikut
mengulur kejayaan Indonesia.
Cobalah berpikir rasional. Hanya berpikir tanpa bertindak
tak akan membuahkan hasil selain wacana. Semua perlu mekanisme aksi supaya
keberadaan wacana berubah menjadi realisasi. Mari kita Bersama membangun
cita-cita Bersama. Karena jika sendiri akan terasa sulit. Menyusung Bersama
akan membawa dampak yang signifikan, konsisten dan efisien dalam membangun
Indonesia yang dicita-citakan. Semua lini harus turut ikut andil. Jangan mengelak
dan melimpahkan pada yang lain tanpa ada rasa tanggungjawab. Sadarkan pada diri
realita yang sekarang tengah menjadi PR Bersama. Kita majukan Indonesia Bersama.
Seberbeda dan se heterogennya kita. Kita bawa Indonesia maju dengan ciri khas,
gotong royong dan saling bahu membahu untuk mencapai Indonesia yang lebih
bailk. Jaya indonesiaku!
Surakarta, 23 June 2019
M H A
0 komentar:
Posting Komentar