Minggu, 23 Juni 2019

Impianku Untuk Indonesia



Memandang realitas saat ini, segala macam kerusakan moral dan budaya telah menggerogoti anak bangsa. Hal itu dianggap wajar karena arus globalisasi yang tak terbendung. Serta kurang peran orang tua dalam menjaga anaknya. Namun di lain sisi, kita mengamanatkan kepada mereka untuk menyokong kemajuan Indonesia di masa yang akan datang. Yang katanya Indonesia akan jaya di tahun 2045. Apakah Indonesia mampu maju? Dengan kualitas sumber daya yang kita lihat sekarang sangat kurang dari segi aspek adab, budaya, dan pola pikir?

Banyak orang menginginkan Indonesia maju dari berbagai aspek. Mulai dari aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Saya telah menanyakan ke khalayak ramai mengenai impian mereka tentang Indonesia. Kurang lebih hampir mirip. Kebanyak ingin menjadikan Indonesia sebagai negara adidaya, menjadi negara maju, menjadi macan asia, serta mensejahterakan rakyatnya dengan sumber daya negara yang dikelola dengan baik.

Kami menginginkan Indonesia menjadi negara berbudaya, Makmur dan beradap, orang-orangnya berpikiran maju, damai, pemimpinnya cerdas dan jujur, toleransi, sejahtera, swasembada pangan, swasembada pekerjaan, menjadi negara eksportir minim impor, pemerataan ekonomi, memberantas kemiskinan, sadar akan masalah sosial ekonomi, mandiri, tidak goyah dengan berbagai tantangan serta ideologi luar, mencintai budaya sendiri, adil untuk setiap golongan masyarakat, hukum yang adil, menjadi pemimpin peradaban, toleransi antar ummat beragama, pemimpin amanah, mensejahterakan rakyat, mengenalkan kearifan lokal dan wisata,

Komentar saya adalah ‘PREET’ melihat realita di lapangan tak seindah ekspektasi dan harapan mereka. Mereka ingin perubahan untuk Indonesia maju? Nyatanya kebanyakan para penduduknya masih kurang berpikir maju. Ngapain coba kita berharap yang besar-besar macam menjadi Macan asia, menjadi negara Super Power dengan militer nomor satu di dunia. Menjadikan sepakbola Indonesia masuk dan juara piala dunia. Lha wong masalah kecil macam bocil pacaran, sampah yang di buang seenaknya, mereka yang sering terlambat dan tidak menghargai waktu. Dan masih banyak problem lainnya saja belum kelar. Hal simple dan disepelakan seperti itu saja masih belum bisa teratasi. Gitu masih mau mikir Indonesia akan maju?

            TENTU MASIH. Meski kenyataan pahit masyarakat kita masih memiliki PR serius dalam hal adab, budaya, dan pola pikir. Setidaknya mereka masih memiliki pandangan untuk maju. Itu penting. Sebab, Itu tandanya mereka masih memiliki harapan serta keinginan agar Indonesia menjadi negara maju kedepannya. Namun disini saya tekankan akan masalah aksi. Ngga asal omong tok. Karena sesuatu yang hanya sebatas pemikiran, jika tidak direalisasikan, maka selamanya pemikiran itu akan menjadi imajinasi.



             Mari mengaca pada diri. Untuk membenahi Indonesia yang carut marut. Permasalahan pertama yang harus diatasi adalah dari diri sendiri. Sudah benarkah kita? Sudah sadarkah kita akan pentingnya kotribusi kita dalam memajukan Indonesia? Sudah adakah kontribusi kita? Dll.., tanyakan hal itu pada diri anda, supaya anda juga sadar jika memiliki peran yang sama seperti 250 juta penduduk Indonesia lainnya. Kemudian setelah diri anda sadar, masuklah ke ranah keluarga, Lalu ke ranah Sanak saudara, kemudian masyarakat secara keseluruhan.

Mengapa untuk membikin negara maju bukan memilih untuk membangun infrastruktur? membangun Gedung penelitian? Mencetak buku sebanyak-banyaknya? Meningkatkan laju produksi negara? Atau membikin lapangan pekerjaan? Karena semua itu bakal percuma jika sumber daya manusia yang ada di negara tersebut tidak terbina dengan baik. Segala sesuatu yang dinilai pertama kali adalah masyarakatnya. Personal adalah hal paling mendasar dalam terciptanya negara. Itu bagaikan sel. Jika sel itu baik semua? Otomatis tubuh juga akan sehat. Bisa melakukan segala aktifitas positif yang tentu bermanfaat pada tubuh.

***



            Disini saya perlu tekankan rasa persatuan dan cinta kepada tanah air. Dengan mencintai budaya serta bangsa sendiri, akan menumbuhkan rasa perjuangan. Perjuangan untu memajukan bangsa akan semakin kuat. Bak seorang pria yang ingin melindungi kekasihnya. Beda lagi dengan mereka yang malah mengadopsi pemikiran luar. Untuk itu mereka malah berperan dalam membantu memajukan negara lain.

            Paradigma yang terjadi disni hanyalah sebatas tentang cita-cita. Sebuah impian yang diharapkan bisa terwujud di masa mendatang. Kapan impian itu menjadi kenyataan? Siapa yang tau. Kita hanya berusaha supaya itu bisa terwujud secepatnya. 2045? Bahkan Dahlan Iskan menyebut itu kelamaan. Mengapa ngga 2025? Tanya beliau kala itu. disitulah saya berpikir, benar juga. Mengapa kita selalu menantikan dan melimpahkan tugas pada yang lain. mmengapa tidak di mulai pada diri kita sendiri? Mengapa harus menunggu 2045 jika sekarang saja kita bisa menyusun pondasi untuk memajukan Indonesia lebih cepat? Ketika kita mengulur waktu untuk bangkit. Secara tidak langsung kita juga ikut mengulur kejayaan Indonesia.

            Cobalah berpikir rasional. Hanya berpikir tanpa bertindak tak akan membuahkan hasil selain wacana. Semua perlu mekanisme aksi supaya keberadaan wacana berubah menjadi realisasi. Mari kita Bersama membangun cita-cita Bersama. Karena jika sendiri akan terasa sulit. Menyusung Bersama akan membawa dampak yang signifikan, konsisten dan efisien dalam membangun Indonesia yang dicita-citakan. Semua lini harus turut ikut andil. Jangan mengelak dan melimpahkan pada yang lain tanpa ada rasa tanggungjawab. Sadarkan pada diri realita yang sekarang tengah menjadi PR Bersama. Kita majukan Indonesia Bersama. Seberbeda dan se heterogennya kita. Kita bawa Indonesia maju dengan ciri khas, gotong royong dan saling bahu membahu untuk mencapai Indonesia yang lebih bailk. Jaya indonesiaku!


Surakarta, 23 June 2019



M         H         A

0 komentar:

Posting Komentar