softness

Selamat datang di blogku...

Hadits

Seungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah/lelah dalam mencari rezeki yang halal.(HR.Ad-Dailami)

Tafakkur

tafakkur berarti memikirkan atau mengamati.

Road

pemandangan yang indah membantu pikiran kita menjadi indah

Al-Qur'an

Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan.Tolaklah keburukan itu dengan cara yang sebaik-baiknya, maka tiba-tiba ia, yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang sahabat yang setia. Dan, tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang-orang yang sabar, dan tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang yang mempunyai bagian besar dalam kebaikan. (Q.S. 41: 35-36)

Himbauan

jangan marah, bagimu surga

Minggu, 22 Desember 2019

Kumpulan Cerpen; Kapasitas




Siapa yang bisa mengukur usaha dari masing-masing individu yang telah berjuang? Manusia? Tidak. Diri sendiri? Tidak, karena diri juga tergolong manusia. Lalu siapa? Jawabnya ada di ujung langit. Kita kesana dengan seorang anak. Anak yang sekarang tengah berkelana dari pulau satu ke pulau lain untuk mencari rezeki.

            Kapal telah berlabuh ke tepian dermaga. Kerumunan orang mulai berduyun turun dari kapal kayu itu. Enam jam sudah berlalu semenjak Rais berangkat dari pulau sebelah. Berbekal seperangkat nasi bungkus dan beberapa uang, dirinya berusaha agar bisa menjalani hidup yang lebih baik dengan mencari kerja di pulau ini.

“nak, kamu sudah bisa turun” sahut sang nahkoda yang saat itu membuyarkan lamunan Rais.
“baik pak” Rais turun. Penumpang baru mulai berduyun mengisi kapal yang kosong. menunggu terisi penuh untuk kembali berlabuh menuju pulau tempat tinggalnya dahulu.

            Laut selalu biru. Matahari berwarna kuning cerah, terkadang berubah oranye, atau berubah menjadi hitam ketika gerhana. Daun berwarna hijau, ada yang kuning, ada yang berwarna coklat karena meranggas. Semua benda yang Rais lihat pasti memiliki warna pada setiap bentuknya. semua memiliki ciri khas tersendiri untuk di manfaatkan oleh manusia.
***

“Pak, saya ingin melamar kerja di pabrik ini. Kemarin saya sudah kirim email ke perusahaan ini” kata Rais kepada seorang satpam yang tengah menjaga pintu masuk pabrik.
“baik tunggu sebentar ya” sang satpam menelpon bagian RnD untuk mengabarkan calon pekerja baru. “mohon untuk menunggu di ruang pelayanan terlebih dahulu, nanti lurus, belok kanan jalan terus kira-kira sepuluh meter, lalu balik kanan, maju lagi sepuluh meter, nanti kamu sudah sampai di tempat itu”
Rais berpikir sejenak “bukannya saya bakal balik lagi ke tempat awal pak?”
“hwahahaha, maf-maaf saya tadi bercanda, ruangan tepat berada di depan, kamu bisa tunggu dulu disitu” kata pak satpam sambil mempersilakan Rais untuk masuk ke ruang pelayanan.

            Lama menunggu hingga pengeras suara memanggilnya menuju ke pintu RnD. Ruangan itu ber AC dan tampak elegan. Tidak seperti pemandangan di luar pabrik yang penuh dengan tumbuhan dan bau tembakau kering.

Rais duduk di bangku panas tersebut. Meski udara sekitar ruangan begitu dingin, entah mengapa kursi yang di dudukinya terasa panas.

“Jelaskan profil diri anda secara singkat dan lengkap” kata mas-mas bermata tajam itu. Dia tak serta merta memperkenalkan diri, namun langsung mengorek info pribadi Rais.
“Nama Rais Alam, tinggal di pulau Ulu-ulu seberang sana, umur 17 tahun, pengalaman bekerja di ladang bapak, tidak tamat SMP, pernah menjuarai lomba balap karung antar RT, pernah juga menjuarai lomba bertumbuk antar kelas waktu SD, tidak ada yang bisa saya banggakan selain tubuh lengkap yang siap melakukan pekerjaan apapun di pabrik ini”
“apa alasan nak Rais ingin bekerja di pabrik ini?”
“saya ingin berguna di pabrik rokok ini. Melancarkan usahanya supaya rokok-rokok yang terjual bisa bermanfaat bagi mereka yang ingin cepat mati di luar sana”
“hahaha, alasan yang menarik. Anda perokok?”
“tidak, tapi saya suka ngemut puntung rokoknya, karena ada manis-manisnya”
“okey, saya sudah menerima infonya. Saya akan kabari lagi lewat Email yang akan dikirim tiga hari lagi”
“baik pak terimakasih”
Mereka berdua bersalaman, Rais berlalu pergi untuk menemukan masjid tempat dia tinggal selama tiga hari.
***

            Setelah mengecek email di warnet, ternyata Rais di terima dan bisa bekerja mulai besok, dirinya berada di bagian mengurusi pengangkatan rokok menuju ke tempat pengemasan. Sift kerjanya malam hari dari jam 5 sore sampai jam 9 malam.

            Rais menjalani hari-harinya bekerja di pabrik rokok dengan perasaan yang Bahagia, mengirim uang hasil jerih payahnya selama ini kepada kedua orang tua, bahkan hasil rokok bonus yang selalu di terimanya perbulan Rais berikan kepada ayahnya yang memang seorang pecandu rokok.

            Karena hasil kerja yang memuaskan, dalam kurun waktu satu tahun Rais di angkat menjadi kepala divisi pengangkutan barang. Semangatnya sangat di contoh para pekerja lain di pabrik itu. Rais ingin agar rokok-rokok ini bisa terdistribusi dengan baik. Supaya para penikmat rokok tidak pada sakau karena kehabisan stok. Dia menjamin rokok-rokok ini akan sampai kepada mereka yang menginginkannya.

            Semua berjalan lancar, keuntungan perusahaan meningkat pesat. Tak ada yang membantah bahkan mendukung ketika di tahun kedua Rais menjadi manajer di perusahaan itu. Rais pun tanpa sadar juga tak membayangkan posisinya saat ini. Dia hanya berkerja tak kenal Lelah dan dengan senang hati menerima tugas tanpa beban. Hingga sang bos saat itu ingin membuka pabrik cabang baru. Dan menginginkan Rais lah yang memegang kendali di perusahaan tersebut.

“hai, halo” sapa sang bos kala itu.
“ah pak bos, ada yang bisa saya bantu?” jawab Rais sopan.
“begini, berhubung saya akan membuka cabang baru di daerah pulau tempat tinggal nak Rais, saya ingin menembusi kamu untuk menjadi manajer utama di perusahaan tersebut. Bagaimana?”
Rais berpikir sejenak, tidak terlihat kaget dengan tawaran sang bos kala itu, bahkan kemungkinan Rais sudah menebak bahwa dialah yang pastinya akan terpilih “gimana ya bos…”
“lha gimana, apa kamu ragu untuk menjadi pemimpin di sana?”

Rais menangguk sambil tersenyum masam “saya merasa tidak pantas menjabat disana, saya rasa kemampuan saya tidak akan cocok berada disitu, toh masih banyak orang lain yang lebih berkompeten. Bukan seperti saya yang hanya seorang lulusan SMP”

“mengapa? Bukankah hasil kerjamu sangat baik selama dua tahun terakhir?”
“Tidak ada yang baik ketika saya tidak bisa membuat yang lain merasa nyaman. Mereka bisa lebih bersatu dan berbuat lebih baik ketika saya tidak ada. Justru karena adanya saya melah menjadi penghalang bagi perusahaan untuk bisa lebih maju”
“mengapa nak Rais bisa berpikir seperti itu?”
“Dari pengamatan selama ini. Saya merasa tidak sefrekuensi. Jika memang hasil kinerjaku bagus, itu toh juga karena mereka. Pada akhirnya saya tidak bisa berbuat apa-apa, tak mampu melakukan apa-apa. Hanya berujung kegagalan yang nantinya akan memberatkan perusahaan ini”
“nak Rais pingin resign?”
“ya”




Surakarta, 22 Desember 2019

M         H         A

Sabtu, 21 Desember 2019

Hakikat manajemen strategis



           Pada dasarnya manajemen strategis adalah kepintaran dalam penempatkan posisi yang ideal, memperhitungkan gerak pesaing, kemudian menentukan langkah taktis agar bisa unggul dari pesaing. Simpelnya adalah, cara agar posisi kita bisa lebih unggul dari pesaing. Kenapa bisa di sebut strategis? Karena peranan tersebut menentukan tata tempat yang tepat untuk menghasilkan nilai maksimal dari hasil usaha yang di kembangkan.

            Hal lain yang harus di perhatikan adalah dimana seorang manajer dalam mengintegrasikan sesuatu. Terutama pemanfaatan peluang sekecil apapun secara maksimal. Mengelola weakness dan threat secara seksama, serta mengintegrasikan segala macam strength dan Opportunity untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.

            Perencanaan sangat penting, tindakan tanpa rencana adalah sebuah kesia-siaan. Rencana strategis di buat untuk meminimalkan kerugian demi memaksimalkan keuntungan. Memilih positioning yang tepat agar perusahaan bisa lebih unggul dari perusahaan lainnya.

Proses manajemen strategis terdiri dari tiga tahap: perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

Perumusan strategi termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi tertentu untuk dikejar.

Implementasi strategi membutuhkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, menyusun kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang dirumuskan dapat dijalankan.

Evaluasi strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Manajer sangat perlu tahu kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik; evaluasi strategi adalah cara utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi di masa depan karena faktor eksternal dan internal terus berubah. Tiga kegiatan evaluasi strategi mendasar adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan (3) mengambil tindakan korektif.

            Dalam menerapkan manajemen strategis, tidak hanya dibutuhkan peramalan, analisis, supply information dan penghitungan akurat. Perlu adanya intuisi dan pengalaman lapangan untuk memaksimalkan hasil yang diinginkan. Seorang manajer dan pemimpin hebat memiliki intuisi yang tajam untuk menilai keadaan dimana mereka harus memilih di antara banyak alternative pilihan. Mereka dapat meminimalkan resiko serta sangat akurat dalam menetapkan tujuan. Semua kehebatan intuisi itu didasarkan atas berbagai pengalaman kerja di lapangan. Tidak serta merta hanya sebatas teoritis saja.

            mengapa intuisi sangat berperan disini? Karena manajemen tidaklah murni ilmu eksak 100%, terdapat seni dalam menjalankan manajerial selain analisis teori yang sering tertera di buku-buku pelajaran sekolah. karena disini terdapat banyak ketidak pastian dari berbagai peristiwa random yang akan dihadapi oleh para manajer perusahaan. Berbagai angka, grafik, serta peramalan strategis di buat untuk membantu lebih menguraikan kerumitan dan ke random-an itu untuk menjadi lebih mudah dalam proses pengambilan keputusan.

            Salah satu cara agar perusahaan tetap berada dalam posisi yang strategis adalah selalu berani mengambil langkah dalam tiap perubahan yang ada, entah itu harus belok, tetap lurus, bahkan ada saatnya mengerem dan tancap gas. Semua itu manajer yang memutuskan. Untuk itu, perlu adanya perencanaan serta manajemen strategis untuk membuat pilihan dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Kumpulan Cerpen; Manusia


       Manusia adalah makhluk sosial. Manusia adalah makhluk yang diberikan anugrah kesempur-naan akal dan Nurani. Sanggup berpikir logis serta berkembang sesuai dengan pola pikir yang herarkis. Manusia adalah makhluk yang ditugaskan untuk memimpin bumi. Manusia pula yang bertugas untuk menjaga, mengayomi, saling berkasih sayang, rukun, serta saling menolong dalam menjalani kehidupan. Manusia pada hakikatnya baik, tidak sombong, dan rajin menabung. Tapi…

“Manusia adalah sampah!” Bentak Firnas.
“Hei jaga bicaramu. Kamu itu juga manusia bang***!”
“aku mengakui diriku ini sampah! Aku bicara begini karena pada kenyataannya manusia adalah makhluk egois yang mengedepankan hawa nafsu, suka memakan sesama, serta sering menindas tanpa pandang upil!”
Aku terhenyak, tak kusangka pikiran temanku tiba-tiba menjadi seliar ini. Apa karena semalam habis nonton film ‘Boker’?
“dengar baik-baik Firnas, tak semua manusia itu memiliki sifat yang kamu sebutkan tadi. Ada manusia baik, ada manusia yang cinta pada sesama, suka menolong, dan welas asih ing tataning jagad
“bodo amat, pada kenyataannya setiap manusia yang aku temui hatinya sudah tidak murni, mereka penuh keserakahan serta suka merusak”
Firnas berlalu dengan perasaan jengkel. Setiap manusia yang bertemu pandang dengannya langsung di pelototi tanpa ampun.

            Dari kemarin Firnas tidak menampakkan batang hidungnya di kelas. hari ini juga dia tidak masuk. Banyak yang bertanya, mengapa anak serajin Firnas. Yang dari kelas satu sampai dua tidak pernah bolos, bahkan absennya 100 persen lengkap. Rela datang walau sedang malaria. Semangatnya untuk bersekolah dibilang paling top se-saentro jawa tengah. Namun sekarang karena tanpa alasan yang jelas, Firnas alpha untuk menghadiri kelas. Padahal hari ini ada kuis penting yang akan menjadi penambah nilai UAS nanti.

“kamu tau firnas dimana Mul?” tanya Sinti.
“aku ngga tau” jawabku “Mungkin sekarang dia sedang merenung dengan pikirannya”
“apa maksudmu?”
“Firnas sedang mengalami masa-masa kedewasaan. Santai saja, semoga hari-hari selanjutnya dia bisa kembali normal”
Sinti mengangguk senang.

            Seminggu berlalu, tak banyak perubahan yang terjadi pada hidup. Yang ada hanya keluhan karena UAS sebentar lagi akan hadir. Semua bersiap untuk belajar. Ada juga yang sans dan menganggap hal ini sepele, karena pada akhirnya mereka toh juga nyontek. Ada yang putus asa dan memilih ngegame.

“aku khawatir, Firnas seminggu ini tidak ada kabar” kata Michael.
“aku juga” aku takut Firnas terlalu berat memikirkan hakikat manusia. Karena aku juga manusia, terkadang bertanya tentang apa artinya menjadi manusia yang sesungguhnya. Mengapa aku menjadi manusia? dan apa fungsi ketika aku menjadi manusia? Apakah sudah sinkron dengan pernyataan yang selama ini sering kudengar selama hidup. Ataukan selama ini tanpa sadar aku sedang berpaling dari difinisi manusia yang selama ini ku ketahui.
“bu guru bilang Firnas mengalami panas demam tinggi. Beberapa orang berkunjung ke rumahnya tapi Firnas tidak mau ditemui”
“habis pulang sekolah, sore ini aku akan ke rumahnya”

            Seperti biasa sang ibu berkata jika Firnas tidak mau menemuiku, padahal aku terhitung sahabat dekat Firnas.

“apakah Firnas benar-benar sakit bu? Apakah selama seminggu ini sudah di periksa ke dokter?”
“sudah nak Mul, tapi nak Firnas tidak mau dirawat di rumah sakit, hanya mau di rawat di rumah”
“bolehkah saya masuk meski tidak diijinkan Firnas? saya sebagai teman dekatnya merasa khawatir dengan kondisinya”
Sang ibu berpikir sejenak, lalu mempersilakan aku masuk. Membukakan kamar Firnas, saat itu Dia masih rebahan di Kasur, dengan memegang sebuah buku. Firnas memang seorang yang suka membaca buku, entah sudah berapa banyak buku yang telah dibacanya.
“Firnas” sapaku padanya. Dia melirikku sekilas. Kemudian matanya kembali terlarut dalam buku bacaan.
“silakan masuk, saya siapkan teh anget dulu ya”
“ah ngga usah repot-repot bu” tolakku dengan halus
“ngga papa, anggap saja rumah sendiri” sang ibu lekas ke dapur untuk menyiapkan minumanku
Aku duduk di samping Firnas yang terbaring di Kasur.

“maaf karena memaksa masuk”
“ya” jawabnya singkat.
“apakah sakitmu sudah mendingan?”
“masih sama seperti sebelumnya”
“meski sudah diminumi obat?”
“aku ngga suka obat”
Dia masih membaca buku itu, aku melihat kover bukunya berjudul ‘icha-icha paradise vol 2, limited edition
“kamu suka banget buku itu ya?” aku sebenarnya ingin tertawa, hanya saja melihat kondisi dan mental Firnas membuatku tidak jadi melontarkan tawaku.
“yap”
Ibu Firnas datang kembali untuk mengantarkan teh anget padaku
“terimakasih”
Sang ibu tersenyum kemudian meninggalkan kami berdua kembali.
“apa kamu masih memikirkan tentang manusia?”
Firnas diam sejenak. Menutup bukunya kemudian bangkit mengambil posisi duduk. Dia agak kesulitan, aku membantunya agar bisa tegap duduk.
“aku selalu memikirkannya, tentang manusia, dan itu tidak ada habisnya”
“mengapa berpikir tentang manusia sangat penting bagimu? Bahkan diluar sana mereka bodo amat, yang penting bisa menjalani hidup dengan fun and happy
“aku takut ketika aku tidak mengerti akan menjadi manusia, kedepannya aku tidak akan menjadi manusia” katanya.
“maksudmu?”
“meski tubuhku ini manusia, aku takut perilakuku tidak akan menjadi manusia yang seutuhnya”

Aku terdiam sejenak. Selama ini aku tidak pernah berpikir menjadi manusia memiliki beban yang begitu berat. Bahkan hanya untuk menjabarkan dan menelaah definisinya saja membuat temanku Firnas sampai vakum sekolah selama seminggu disertai demam tinggi.

“apakah kamu tahu mengapa manusia selalu ingin menang sendiri, ingin berkuasa, merendahkan yang lain serta berbangga pada diri sendiri, seakan dirinya yang terbaik, seakan semua yang berbeda darinya adalah musuh, semua yang mendukungnya adalah teman, semua yang dianggapnya tak enak dipandang harus dihindari, sedangkan yang memanjakan mata selalu di dekati, yang tak berguna di abaikan, sedangkan mereka yang berprestasi akan di banggakan”
“itu sudah sifat dasar manusia”
“manusia memang selalu memilih hal terbaik untuk dirinya, berusaha meminimalkan resiko dengan mendapat keuntungan yang besar, lebih mengharapkan hasil pasti dan cepat walau sedikit, ketimbang hasil berlimpah di masa datang namun samar”
“lalu apa yang kamu permasalahkan?”
“aku hanya tidak ingin menjadi seperti itu”
“bukankah dulu kamu memang tidak seperti itu?”
“yah, tapi lingkungan membuatku menjadi seperti itu. aku sangat frustasi dengan para manusia yang tidak tahu apa saja yang diharapkan ketika menjadi manusia. Itulah yang membuatku semakin lama semakin menjauhi sisi kemanusiaan. Bahkan sekarang masihkah aku menjadi seorang manusia. Ataukah gelar manusia ini hanya sebatas tubuh yang melekat pada jiwa ini”
“manusia ya…”
“sampai sekarang aku tak bisa menemukan solusinya. Karena tak semua orang akan memikirkan hal yang sama, seperti katamu tadi, bahkan ada yang masa bodoh jika dirinya itu sebenarnya manusia”

            Firnas merasa terombang-ambing dengan perasaan yang selama ini dirasakannya. Semakin dewasa manusia dituntut bisa menentukan sikap yang tepat dalam menjalani kehidupan. Jika salah bergerak itu akan menimbulkan banyak penyesalan. Dan waktu tak akan bisa diulang untuk membenarkan kejadian yang telah terjadi. Aku beruntung bisa merasakan dan mendalami hal ini sebelum masa tuaku. Setidaknya, aku bisa mengerti perasaan dari sahabatku yang selama ini tengah galau memikirkan nasib akan eksistensi manusia selama ini. Terutama dirinya dalam menjalani harinya sebagai seorang manusia.

“itu tandanya kamu sudah dewasa Firnas, kamu harus bersyukur karena bisa memikirkan hal ini lebih cepat dari orang lain seumuranmu”
“bersyukur?”
“ya”
“bagaimana caraku untuk bisa bersyukur?”
“jadilah manusia seutuhnya. Manusia yang membantu sesama, suka menolong, welas asih ing tataning jagad



Surakarta, 21 Desember 2019

M         H         A