Pada dasarnya manajemen strategis adalah kepintaran dalam
penempatkan posisi yang ideal, memperhitungkan gerak pesaing, kemudian menentukan
langkah taktis agar bisa unggul dari pesaing. Simpelnya adalah, cara agar posisi
kita bisa lebih unggul dari pesaing. Kenapa bisa di sebut strategis? Karena
peranan tersebut menentukan tata tempat yang tepat untuk menghasilkan nilai
maksimal dari hasil usaha yang di kembangkan.
Hal lain yang harus di perhatikan adalah dimana seorang
manajer dalam mengintegrasikan sesuatu. Terutama pemanfaatan peluang sekecil
apapun secara maksimal. Mengelola weakness dan threat secara
seksama, serta mengintegrasikan segala macam strength dan Opportunity
untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Perencanaan sangat penting, tindakan tanpa rencana adalah
sebuah kesia-siaan. Rencana strategis di buat untuk meminimalkan kerugian demi
memaksimalkan keuntungan. Memilih positioning yang tepat agar perusahaan
bisa lebih unggul dari perusahaan lainnya.
Proses
manajemen strategis terdiri dari tiga tahap: perumusan strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi strategi.
Perumusan strategi
termasuk mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman
eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
tujuan jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi
tertentu untuk dikejar.
Implementasi strategi
membutuhkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, menyusun kebijakan,
memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi yang
dirumuskan dapat dijalankan.
Evaluasi strategi
adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Manajer sangat perlu tahu
kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik; evaluasi strategi adalah
cara utama untuk mendapatkan informasi ini. Semua strategi dapat dimodifikasi
di masa depan karena faktor eksternal dan internal terus berubah. Tiga kegiatan
evaluasi strategi mendasar adalah (1) meninjau faktor-faktor eksternal dan
internal yang menjadi dasar untuk strategi saat ini, (2) mengukur kinerja, dan
(3) mengambil tindakan korektif.
Dalam menerapkan manajemen strategis, tidak hanya
dibutuhkan peramalan, analisis, supply information dan penghitungan
akurat. Perlu adanya intuisi dan pengalaman lapangan untuk memaksimalkan hasil
yang diinginkan. Seorang manajer dan pemimpin hebat memiliki intuisi yang tajam
untuk menilai keadaan dimana mereka harus memilih di antara banyak alternative
pilihan. Mereka dapat meminimalkan resiko serta sangat akurat dalam menetapkan
tujuan. Semua kehebatan intuisi itu didasarkan atas berbagai pengalaman kerja
di lapangan. Tidak serta merta hanya sebatas teoritis saja.
mengapa intuisi sangat berperan disini? Karena manajemen
tidaklah murni ilmu eksak 100%, terdapat seni dalam menjalankan manajerial
selain analisis teori yang sering tertera di buku-buku pelajaran sekolah.
karena disini terdapat banyak ketidak pastian dari berbagai peristiwa random
yang akan dihadapi oleh para manajer perusahaan. Berbagai angka, grafik, serta
peramalan strategis di buat untuk membantu lebih menguraikan kerumitan dan ke random-an
itu untuk menjadi lebih mudah dalam proses pengambilan keputusan.
Salah satu cara agar perusahaan tetap berada dalam posisi
yang strategis adalah selalu berani mengambil langkah dalam tiap perubahan yang
ada, entah itu harus belok, tetap lurus, bahkan ada saatnya mengerem dan tancap
gas. Semua itu manajer yang memutuskan. Untuk itu, perlu adanya perencanaan serta
manajemen strategis untuk membuat pilihan dari dalam maupun dari luar perusahaan.
0 komentar:
Posting Komentar