Rabu, 05 Februari 2020

Pemimpin itu Mengatur, Bukan di Atur




            Seorang pemimpin puncak diharapkan dapat menggerakkan tiap komponen yang ada di bawahnya guna mencapai tujuan organisasi. Pemimpin harus mampu memandang segala sesuatu dengan pandangan luas dan dari sudut pandang yang berbeda. Jika tidak, seorang pemimpin tidak ada bedanya dengan anggotanya. Seorang pemimpin harus memiliki horizon luas dan Cakrawala penglihatan yang mencakup hingga ke pelosok terkecil dari organisasi.

            Pemimpin dituntut untuk memiliki wawasan yang luas agar sudut pandang yang dihasilkan tidak bias. Meski begitu perlu adanya sikap menerima masukan sebagai penambahan wawasan. Sikap kritis seorang anggota merupakan Mutiara yang harus dibina dan di kembangkan, dibarengi dengan sikap tegas dan bijak dalam mengatur keputusan. Untuk itu perlu pemahaman serta wawasan yang cukup dalam agar logika berpikir tetap dalam koridor yang seimbang.

            Dalam praktik sehari-hari memang tidak mudah mempraktekkan teori yang sudah diketahui sebagai seorang pemimpin, perseteruan dan bertindak arif dikala banyak anggota yang tidak sepakat menjadi dilema tersendiri yang harus segera diselesaikan agar menemukan jalan keluar terbaik. Dalam buku Strategic Leadership, AB Susanto mencontohkannya ketika presiden amerika ke-38 Richard Nixon terkena kasus Watergte dan yang membuatnya harus menngundurkan diri. Kemudian Ford yang kala itu menjabat sebagai wakil presiden, naik menjadi presiden. Ford setelah dilantik kala itu mengambil keputusan berani dengan mengampuni tanpa syarat Nixon dengan kasus-kasus yang menjeratnya. Hal itu Ford lakukan agar Amerika tidak melulu mempermasalahkan problem tersebut serta berupaya agar amerika bisa terus memandang ke depan. Sontak banyak kritikan pedas orang yang tidak sepakat dan menentang keputusan Ford, hingga pada akhirnya dia tidak terpilih menjadi presiden di periode selanjutnya.

            Namun selang bertahun-tahun kemudian, banyak yang memuji keputusan Ford ini sebagai langkah yang tepat agar AS melangkah kedepan, tidak terkungkung oleh masa lalu. Bahkan seorang Ted Kennedy yang dulu menentang keras keputusannya menjadi luluh dan paham dengan keputusan bijak Ford.

            Pemimpin tidak boleh takut dengan putusan mayoritas yang ada, karena mayoritas belum tentu benar, perlu pandangan luas dan kebijaksanaan untuk menghasikan keputusan yang tepat, walau di akhir dilemanya akan di jauhi dan tidak dipercaya oleh beberapa anggota. Namun selaras dengan itu, banyak orang yang akan sadar ketika mereka melihat hasil yang diperoleh dari keputusan tersebut.



Pemimpin adalah Penggerak

            Seorang pemimpin harus tetap menjaga mesin yang ada di organisasinya tetap panas dan terus bergerak. Roda harus diputar demi terus menjalankan kelangsungan organisasi. Tugas utama pemimpin adalah menemukan harmony dan sinkroniasi Gerakan antara tiap bidang yang ada. Bukan malah mencampuradukkan dan saling menyalahkan. Integrasi antar bidang sangat penting agar proses keberlangsungan bisnis bisa berjalan saling beriringan. Disharmoni menyebabkan kekacauan dan berdampak pada permusuhan antar bidang. Jika irama tidak sinkron, tujuan organisasi sulit tercapai.

            Pemimpin secara psikologis harus mengetahui konflik problem yang mengemuka atau tersembunyi di dalam organisasinya. Saat itulah dia harus mengendalikan irama, kapan harus turun tangan, kapan harus menyelesaikan dan membiarkan untuk sejenak. Timing sangat penting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Jangan sampai seorang pemimpin itu buta dan hanya fokus pada tujuan. Namun onderdil dalam organisasinya berantakan.


0 komentar:

Posting Komentar