Sabtu, 08 Oktober 2016

Kumpulan Cerpen; Pagi




            Pagi ini, kebanyakan orang sudah terbangun dari tidur, mimpi-mimpi yang tercipta menguap di udara, lalu terlupa oleh ingatan. Pagi ini, segala aktivitas sudah mulai dikerjakan. Hening dan sepi yang terasa tadi malam. Kini sudah mulai terisi oleh suara bising knalpot kendaraan. Semua bangun. Semua tersadar. Setelah puas mengistirahatkan badan, kini waktunya melanjutkan rutinitas sehari-hari. Untuk mencari nafkah, untuk belajar, untuk bermain dan bercanda, untuk membersihkan selokan yang mampet, dan juga untuk-untuk yang lainnya. Semua akan bermulai. Di pagi hari ini.

            Pagi ini, seorang murid tak sengaja menyandung batu. Untung saja dia mengenakan sepatu, sehingga hanya mengalami terjatuh. Pagi ini, ada kecelakaan di perempatan jalan itu. alasannya mengantuk. Karena semalaman orang itu mengerjakan skripsi, sehingga tidak bisa tidur. Pagi ini, si Jaki mengenakan kaos kaki yang belum dicuci selama enam bulan. Membuat bau seisi ruang kelas seperti kandang kambing, bisa dilihat dari teman sebelahnya yang sudah sakau menahan tengik. Pagi ini, banyak nyawa anak-anak di bagian dunia lain melayang. Terkena hantaman roket, artileri, dan berbagai senjata pemusnah lain. Pagi ini, seorang ibu memarahi anaknya yang malas bersekolah. Pagi ini, pengemis yang magang di lampu merah itu menghilang dari tempatnya. Pagi ini, matahari terbit di sebelah timur. Pagi ini, pagi yang cerah menjemur jemuran.

            Pagi ini, aku menulis Cerpen ini. dan di waktu yang sama. temanku masih ada yang mandi. Ada yang sarapan pagi. Kucing mengeong meminta teri. Lauk kami pagi ini. langit cerah dan matahari menyinari. Membuat tumbuhan-tumbuhan melakukan reaksi Hill.

            Karena alarm mati. Seseorang bangun pada waktu siang hari. Dia tidak bisa merasakan indahnya pagi. Dia pun menangis. Bukannya menyesal karena tidak bisa melihat pagi. Tapi karena lupa seragam sekolahnya belum di cuci.

Anjing menggong-nggong mengoyak maling. Maling lari terbirit-birit. Tersadar jika hari sudah pagi. Dan dirinya sudah kesiangan untuk mencuri.

            Pagi, kehadirannya selalu di nanti. Dimana impian baru akan tercipta, menggilas impian lama yang sudah berkarat oleh arus laju zaman.

Aku disini, dia disitu. Aku disana, mereka kemana. Angin kemana, air disitu. Setan disini, membisikkan hal itu. ranting disana, embun kesana. Malaikat disini, mencegah untuk melakukan itu. apa itu? entahlah. Yang jelas, disana tidak ada itu. mata terbuka, hati terketuk. Seorang yang buta, masih bisa bersyukur. Kenapa bersyukur? Karena masih bisa merasakan sejuknya pagi.

“pagi bro”
“pagi juga”
“gimana PR fisika mu?”
“belum aku kerjakan. Kalau kamu?”
“udah aku kerjakan. Tapi ketinggalan dirumah”
“enggak kamu ambil”
“nggak usah. Aku baru mengerjakan satu soal kok”
Di belahan pagi lainnya.....
“selamat datang di BetaMaret. Selamat berbelanja....”
“hmmm”
“beli pulsanya sekalian”
Pria itu menggeleng.
“ada bonusan beli satu dapat dua. anda ingin rokok rasa apa?”
“rasah mbayar...”

Di belahan pagi lainnya.....

“bank ini penjagaanya sangat ketat. Butuh strategi jitu untuk bisa mengambil uang dari dalam brangkasnya”
“betul. Tapi ngomong-ngomong, tempat diskusi kita sepertinya salah tempat bos”
“kenapa?”
“masak kita buat rencana di depan satpam yang jaga pintu”
“dia kan nggak tau!”
“nggak tau gimana to bos. Wong kita sudah jelas banget menenteng senjata AK-47”

Di belahan Pagi lainnya.....

“huh.... susahnya jadi buruh tani. Gaji nggak seberapa tapi peluh sudah berceceran membasahi dahi. Andaikata kita gagal panen lagi kali ini. kita mau makan apa di hari-hari yang lain?”
“nggak usah ngresulo begitu to yu....yu. jalani aja, selama hati ikhlas, jalan pasti akan selalu ada. Tuhan pasti tak kan membiarkan kita mendapatkan cobaan melebihi batas kemampuan kita”

Begitulah pagi. Beginilah pagi. Sebuah pagi dengan berbagai macam kejadian-kejadian. Kejadian yang berbeda-beda dari tiap belahan bumi. Pagi ini, banyak kejadian baru yang akan dialami. Bukankah kau juga sama merasakannya. Atau, justru tidak pernah merasakannya.

M Habib A


26 September 2016

0 komentar:

Posting Komentar