Waktu adalah bagian dari struktur dasar alam semesta, sebuah dimensi di mana peristiwa terjadi secara berurutan. waktu merupakan suatu dimensi di mana terjadi peristiwa yang dapat dialami dari masa lalu melalui masa kini ke masa depan, dan juga ukuran durasi kejadian dan interval.
Allah ta'ala berfirman,
وَالْعَصْرِ
(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
"Demi masa. sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasehati supaya menaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran" (QS. Al'ashr).
Waktu mengalir seperti aliran sungai menuju hulu ke hilir. Membuat berbagai peristiwa bersejarah yang sebagian diawetkan dalam catatan dan juga kitab suci. Waktu terus bergerak maju, meninggalkan masa lalu yang semakin hari semakin berlalu. Waktu adalah tempat di mana kita hidup dalam suatu masa. Tak terpikirkah betapa pentingnya hal itu, tetapi kebanyakan orang masih saja menyia-nyiakannya.
Waktu mengalir seperti aliran sungai menuju hulu ke hilir. Membuat berbagai peristiwa bersejarah yang sebagian diawetkan dalam catatan dan juga kitab suci. Waktu terus bergerak maju, meninggalkan masa lalu yang semakin hari semakin berlalu. Waktu adalah tempat di mana kita hidup dalam suatu masa. Tak terpikirkah betapa pentingnya hal itu, tetapi kebanyakan orang masih saja menyia-nyiakannya.
Suatu waktu, tak jarang kita
menghadapi sebuah penyesalan. Sampai akhirnya, hal itu menjadi sebuah beban
pikiran. Seperti; mengapa saat itu aku tidak mau melakukan itu, andai saja
waktu itu aku berbuat dimikian, sungguh bodohnya aku dahulu malah memilih cara
seperti ini, jika saja waktu ulangan aku tidak menerapkan sistem ngawur.... dan
berbagai macam ungkapan lain yang berbeda tapi intinya sama, ‘menyesal’. Maka
dari itu, sebelum kita menemui yang namanya ‘penyesalan’, akan lebih baik jika
kita terus mengintropeksi diri untuk berbuat baik. Kalau toh memang dahulu kita
pernah melakukan hal buruk. Tak usah terus disesali, tapi renungkanlah dan
jadikan itu sebagai sebuah pembelajaran diri.
Kenapa saat ini orang-orang lebih
memilih untuk menyia-nyiakan waktunya. Karena mereka mengira jika masih
memiliki waktu yang cukup lama untuk berleha-leha. Padahal sebagian besar orang
tau, jika kematian bisa saja datang mencekek urat lehernya. Hasan Al-Bashri pernah berkata "Janganlah lagi engkau katakan 'besok', karena kamu tidak pernah tahu kapan kamu akan kembali kepada Rabbmu".
Kebanyakan tabiat manusia selalu menunda-nunda
masalah dan menyegerakan kesenangan. Walhasil, hasilnya adalah pemborosan waktu
yang bisa dibilang sangat-sangat mengenaskan. Dewasa ini bisa dilihat rutinitas
sebagian besar anak remaja yang lebih memilih mengunci diri dikamar, bermain
HP, ngegame, serta aktivitas-aktivitas lain yang tidak berguna, bahkan mereka
melakukannya selama berjam-jam. Mencengangkan? Memang. Namun hal itu sekarang
menjadi fenomena yang wajar. Kenapa? Karena sudah sering, dan dapat di temukan
dimana-mana. (kecuali di tempat-tempat pedalaman yang paling dalam).
Waktu adalah uang, kata beberapa
orang. ‘Otomatis jika waktu adalah uang, berarti kita bisa menukarkan waktu
kita dengan uang’ kata salah satu buku yang pernah saya baca. Banyak manusia
menganggur dan tidak memanfaatkan waktu luang mereka. Hanya melamun menantikan
keajaiban datang menibani kepala mereka. Apa yang di tunggu sekalipun
tidak akan datang bila hanya berdiam. Akan lebih baik jika kita bergerak untuk
menyambut rizeki yang telah ditentukan.
Waktu bagaikan pedang. Jika kita
salah menggunakannya maka kita akan tertebas oleh pedang itu, namun jika kita
pintar menggunakannya, maka akan menjadi senjata yang ampuh dan berguna.
Realitas membuktikan masih banyak orang yang salah menggunakan waktu. Disaat
seorang memiliki waktu luang, terkadang digunakan untuk malas-malasan. Disaat
seorang memiliki waktu yang sempit, yang terjadi adalah seorang itu bingung,
stress, meninggalkan pekerjaannya dan akhirnya frustasi. hal Itu berakibat
fatal bagi diri sendiri yang masih mendamba menjadi orang sukses.
Jika masih susah mengontrol waktu,
itu menandakan bahwa orang itu masih belum cukup kuat untuk mengontrol diri.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah
- selalu mengingat mati
- membuat jadwal harian
- menaruh segala catatan tentang kegiatan yang akan dilakukan di tempat-tempat yang sering terlihat
- memotivasi diri, sempatkan membaca pelbagai tokoh-tokoh masa lalu yang sangat menghargai waktu. Seperti Imam Syafi’i yang membagi waktu malamnya menjadi tiga: sepertiga malam pertama untuk menulis, sepertiga malam kedua untuk shalat (malam) dan sepertiga malam terakhir untuk tidur. Ibnu Hajar al-‘Asqalani, yang menulis kitab “Fathul Bari Syarah Shahih Bukhari” berjumlah 17 jilid, beliau menggunakan waktunya selama 29 tahun untuk menyelesesaikan buku itu. Dan tentunya masih banyaklagi.
dan masih banyak cara lain yang bisa anda
temukan. Tapi cara di atas adalah yang sering dilakukan kebanyakan orang.
Beberapa
ada yang pernah mengatakan
“kenapa saya sangat susah untuk
menjalankannya?”
“kenapa saya selalu saja melenceng dari jadwal
yang sudah saya buat”
“kenapa saya merasa sangat malas”
Jika difikirkan, sebenarnya orang yang
bertanyapun harusnya sudah memiliki jawabannya. Mungkin belum memiliki
keinginan yang kuat, kurang meluruskan niat, atau belum istiqomah. Padahal
syarat utama untuk melakukan sesuatu adalah niat. Untuk mendapatkan niat,
seseorang harus memiliki keinginan. Setelah dua hal itu di peroleh, hal
selanjutnya adalah perbuatan yang di barengi dengan keistiqomahan. Jika masih
belum bisa, jangan berfikir untuk menyerah. Jika jadwal yang dulu tidak bisa
kita jalankan, maka buatlah jadwal baru yang saat itu mungkin bisa kita lakukan.
Buatlah jadwal terus, teruslah renovasi jadwal dengan segala hal yang mungkin
agar tubuh kita mentolelir apa yang kita tulis dalam kertas itu. Teruslah lakukan.
Ketika kita sudah merasa jenuh, maka buat lagi jadwal yang baru, begitu terus
sampai tubuh kita kapok sendiri dan akhirnya akan menuruti keinginan kita.
Kuncinya memang ada satu. Yaitu Lawan diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar