Kamis, 11 April 2019

Mendorong kreatifitas k kecil dan K besar

https://wall.alphacoders.com


Hal 94 A Dale Timpe (Thomas A, Luckenbach)

Peranan manajemen harus menghilangkan rintangan, mempercepat upaya, dan menyediakan sumber-sumber, katalisis, dan dorongan. Manajemen itu sendiri harus inovatif dan belajar bagaimana agar tidak merintangi upaya kreatif.

            Namun pada sebagian besar perusahaan, sikap budaya formal yang digencarkan mengakibatkan terkekangnya daya kreativitas murni dimana seseorang bisa menyalurkan aspirasi mereka, bahkan pikiran mereka. Namun kebanyakan pengekangan itu membuat beberapa orang sulit untuk berpendapat padahal kita tahu banyak sekali ide-ide cemerlang yang akhirnya punah akibat penggunanya tidak ingin memaparkan ide besarnya tersebut.

K besar adalah terobosan besar komoditi yang langka, k kecil dapat di capai oleh setiap organisasi. Untuk mendapatkan K besar diperlukan dorongan kreativitas yang mumpuni. Tidak mudah namun sekali sebuah perusahaan mendapatkannya akan berdampak pada perubahan dramatis yang mencengangkan. Sedangkan k kecil bisa dicapai dalam situasi usaha minimal. Namun jangan remehkan k kecil karena kreativitas tersebut bisa saja mengalahkan K besar semisal k kecil selalu di upayakan setiap saat.

Timothy A Matherly, Ronald E Goldsmith (dalam dua muka kreativitas)

Kreativitas lebih dari yang disadari oleh sebagian besar orang. Meskipun tidak saling percaya satu sama lain, para penyadur (adaptor) dan innovator adalah orang yang kreatif. Dengan menyadari bentuk-bentuk kreativitas, para manajer dapat menyesuaikan kemampuan karyawan mereka dengan kebutuhan organisasi.
Adaptor dan innovator adalah 2 orang yang memiliki gaya pemecahan yang berbeda.
Mereka memiliki gaya pendekatan tersendiri untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga kekurangan dan kelebihan tergantung kepada permasalahan apa yang sedang mereka hadapi.

Adaptor lebih kearah sebagai perantara dari proses perubahan, sedangkan innovator lebih ke arah orang yang melakukan perubahan dan menginisiasi adanya perubahan.

Teknik pemecahan masalah dalam managemen organisasi bedasarkan gaya manajer terdapat 3 yaitu:
   1. Problem Avoiders: yakni mengabaikan informasi yang mungkin memberi tanda adanya masalah. Banyak yang bertindak tidak aktif dan cenderung menghindari masalah. Menurut saya style ini kurang baik karena bisa membuat managemen organisasi buruk. kurangnya antisipasi dalam suatu masalah membuat organisasi tidak siap dalam menghadapi masalah sehingga risiko yang akan dihadapi semakin besar.
   2. Problem Solvers: Mencoba memecahkan masalah setelah masalah itu timbul. Manajer bereaksi dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. Jadi dalam style ini manager menunggu ada masalah baru dia menyelesaikan masalah tersebut, menurut saya style ini kurang efektif karena manager kurang antisipasi dan memanage risiko - risiko apa yang akan terjadi nantinya
   3. Problem Seekers: Proaktif dalam mengantisipasi permasalahan sehingga dimungkinkan langkah-langkah prefentif. Dalam style ini manager melist semua penyebab yang kemungkinan menimbulkan masalah, lalu juga memikirkan apa solusi dari masalah - masalah tersebut. menurrut saya style inilah yang paling efeltif dan efisien untuk diterapkan dalam organisasi, walaupun mungkin awalnya membutuhkan efort untuk berpikir banyak, namun ketika masalah tersbut terjadi manager tak perlu bingung lagi dalam mencari solusi


0 komentar:

Posting Komentar