Rabu, 24 April 2019

Kumpulan Cerpen ; Akhir yang tiada Akhir

https://wall.alphacoders.com



Pada zaman dahulu, hiduplah seorang pintar yang mempunyai predikat ahlinya ahli, intinya inti, Core of the core dengan gelar doctor of doctor. Dia adalah seorang yang layak untuk ditanyai dan selama hidupnya selalu di jejeli berbagai macam pertanyaan mengancam soal kehidupan, soal rumah tangga, bisnis, layanan, sosial, hukum, adat, dan berbagai macam pertanyaan lain yang tidak aneh maupun aneh-aneh.

Seorang remaja berpakaian rapi dengan rambut klimis tengah bertanya

 “bapak tadi menjelaskan tentang memaknai makna hidup dengan hati bersih dan penuh semangat. Bapak juga menjelaskan mengenai diri kita yang terkadang dibuat linglung oleh berbagai masalah yang ada kemudian bapak memberikan solusi untuk memberikan dasar kuat atas setiap perbuatan kita supaya tidak menjadi ampas. Lalu bagaimana nasib perbuatan saya yang telah lalu? Bagaimana kabar perbuatan dan jerih payah saya yang lalu, di saat saya tidak mengetahui jika perbuatan saya tersebut tidak dilandasi dengan keikhlasan yang kuat?”

“justru ketika diri anda selalu mengingat perbuatan baik anda sampai sekarang, itu mendandakan masih terdapat ketidakikhlasan saudara. Mengapa menyesali makanan yang sudah menjadi sampah, mengapa anda mengambil kembali bungkus sisa makanan anda untuk di tangisi? Ingat bahwa orang yang ikhlas tidak tau kalau dirinya ikhlas. Perbuatannya mengalir begitu saja tanpa dia memikirkan ulang. Di awal mungkin dia berpikir untuk menolong atau berbuat baik. Tapi dirinya langsung segera melupakannya karena perbuatan baik itu tidak layak untuk diungkit-ungkit kembali. Semacam rutinitas biasa. Jadi mulailah lagi dari awal. Ketika anda mengungkit kembali justru itu akan menjadi api yang akan melalap semua jerih upaya kebaikan anda di masa lalu. Jangan hiraukan dan merasa eman dengan perbuatan anda yang telah lalu. Namun berpikirlah untuk fokus berbuat baik kedepannya”

Seorang guru dari sebuah wilayah nan jauh pernah bertanya

“Bagaimana saya bisa menilai perbuatan saya. Apa aspek cakupan supaya apa yang saya lakukan itu berharga dan tidak terkesan sia-sia? bagaimana cara saya menghitung kebermanfaatan dari setiap kegiatan saya?”

“Terkadang perbuatan yang kita anggap baik belum tentu di lihat orang itu baik. Dan ketika kita memandang perbuatan kita itu tidak baik bisa jadi itu baik di mata orang lain. kadangkala perbuatan itu sangat besar dan berat, melelahkan dan membutuhkan waktu yang banyak. Namun ternyata nilai kebermanfaatannya sangat sedikit bagai kerikil di tengah jalan. Ada juga yang berbuat kecil Cuma meminggirkan ranting tapi nilai dari kebermanfaatan itu sangat besar megalahkan gunung merbabu di jawa tengah. Anda rasakan saudara, bahwa perbuatan itu tidak dinilai dari cara mereka melakukan. Tapi dipandang dari manfaat yang dirasakan. Seperti perumpamaan sederhananya itu pekerja pemulung dan manajer kantor. Padahal yang bekerja keras mondar-mandir terkena ujan dan terik matahari tapi gajinya lebih kecil ketimbang seseorang yang bekerja duduk duduk memberi perintah di kantor ber ac dan difasilitasi lengkap”

Seorang anak pelajar SMA yang berwajah sendu tengah bertanya

“selama ini saya hidup dengan penderitaan. Semua seakan menjauh bagai magnet sama kutub yang saling menolak jika di dekatkan. Sangat sulit saya mendekat ke orang lain. orang-orang tidak percaya dan lebih memilih mereka yang sebenarnya tidak dapat dipercaya. Karena mereka sudah menang dan terlihat menarik dari luar?”

“Maka berusahalah terlihat menarik juga. Kamu sudah tahu bahwasanya mata manusia itu menyukai yang menarik. Jangan harap meski kamu orang yang paling jujur dan terpercaya di muka bumi, tapi kamu tidak memperhatikan penampilanmu itu sama saja bohong. Kenakanlah pakaian yang layak, ramah, dengan senyuman dan berkesan, niscaya orang lain akan senang ketika memandangmu. Maka kamu akan menemukan dunia baru dimana kamu tidak menemukannya dikala bermuka suram seram dengan pakaian asongan”

Seorang pria bergigi tonggos dengan setangkai mawar lusuh sedang bertanya.

“saya mengalami kejadian ketika ditolak karena tampang saya, apakah segala aspek dinilai dengan itu? padahal kita tahu sendiri agama melarang kita untuk hanya menilai sampulnya saja tapi kenapa banyak orang yang masih melakukan hal itu?”

“Memang kebanyakan orang sekarang itu tidak sadar diri, pengen menang sendiri, pengen benar sendiri, dan pengen enak sendiri, mereka tidak mandiri tapi tak tau diri. Jika kamu menemukan orang seperti itu, jika kuat sadarkanlah dia. Tapi kalau dia sudah klimaks memang tidak bisa dirubah maka tinggalkanlah. Pilih pasangan lain yang lebih mengerti akan difinisi nilai seseorang. Yang jelas kamu sudah menyampaikan aspirasimu tentang ketidak adilan itu. Justru ketika kamu memaksakan dan tetap mencintai orang yang memiliki sifat seperti itu. dirimulah yang nanti akan tersiksa selama hidupmu”

Seorang pengusaha yang tengah bangkrut akibat rutinitas tidak sehatnya bertanya.

“Bagaimana cara saya merubah hidup. Ketika saya ingin berubah dan melakukan gerakan perubahan namun itu hanya bertahan beberapa minggu dan kemudian itu sirna lagi bagai embun di tengah terik matahari”

“untuk merubah hidupmu, kamu perlu melakukan sebuah langkah keberanian. Ketika kamu sudah bisa melakukan langkah keberanian namun di tengah jalan kamu loyo lagi, maka lakukanlah lagi langkah keberanian itu. jangan berputus asa dan merasa gagal. Jika gagal bangkit lagi, jika gagal bangkit lagi, jika gagal lagi bangkit teruuss. Lakukan perubahan pada dirimu sampai setan bosan untuk menganggumu untuk bisa bermalas-malasan lagi”

Seorang ibu-ibu yang menjadi korban pelakor mencoba bertanya

“kehidupan saya selalu dipenuhi kekosongan. Entah saat dalam keadaan ramai atau pun sepi. Seperti ada yang hilang dalam diri ini bahkan rasanya seperti mati? Bagaimana cara saya supaya mendapatkan gairah hidup itu kembali?”

Coba buka matamu dan lihatlah sekeliling. Dongkrak tempurung yang ada dalam diri dan cobalah berinteraksi dengan sekitar. Jangan pernah malu dan enggan untuk mencoba karena itu adalah penghalang dari warna dunia. Seperti halnya ketika memasak indomie, jika ibu ingin merasakannya, ibu perlu usaha untuk memasaknya terlebih dahulu. Seperti halnya ketika ibu ingin mendapatkan warna dunia dan menghindar dari rasa semu dunia. Ibu perlu usaha untuk meningkatkan keyakinan memotivasi diri dengan menambah tujuan hidup dan berusaha mengenali orang lain dan alam sekitar. Jangan terlalu fokus dan bergeming pada sebuah masalah yang tidak ada manfaatnya”

Seorang filsuf bertanya

“mengapa ada dendam, mengapa ada kejahatan? Mengapa ada rasa marah dan perbuatan negative lainnya? Bukankah hal itu akan mengurangi dampak positif dunia yang indah ini menjadi suram tak berarti?”

“ada malam, ada siang. Ada jantan ada betina. Ada adam ada hawa, ada panas ada pula dingin. Hal itu yang membantu keseimbangan dunia supaya tidak njomplang ke sebelah. Coba kamu bayangkan semisal istrimu tidak ada, tidak ada perempuan di dunia ini maka hidup terasa hampa. Begitu juga dirimu ketika selalu mengalami kebahagiaan, tanpa adanya masalah ataupun dampak negative yang di terima oleh tubuhmu, maka kamu akan lupa akan artinya bersyukur. Mensyukuri segala nikmat yang diberikan padamu. Untuk itu diperlukan sifat buruk agar dirimu mengerti jika mengalami kebaikan maka kamu akan lebih merasakan nikmat yang dirasakan”

Seorang korban penipuan via telpon bertanya

 “kenapa mereka selalu ingin menang sendiri dan selalu ingin enak sendiri, berbangga diri, mandiri, mati sendiri, dan lain-lain tanpa menghiraukan orang lain, tidak memiliki hati ketika kita sedang susah dan mereka seenaknya di lalap oleh kegembiraan duniawi? Padahal saya tau mereka harusnya sudah tahu, sudah sadar dan mengerti. Mengapa nafsu bisa menghambat akal mereka menuju kepada kebiadapan yang hakiki?”

“Manusia memang pada dasarnya rakus. Bahkan ketika mereka diberi satu gunung emas mereka akan meminta satu gunung emas yang lain. permasahannya memang pada adab yang tidak diajarkan kepada mereka semenjak dini hingga akhirnya waktu besar setelah mereka sukses lebih memintangkan hasrat nafsu ketimbang Nurani. Untuk itu ketika kamu tahu rubahlah orang-orang remaja, anak-anak, anakmu semua yang ada di sekitarmu belajar tentang adab semenjak dini. Ajarkanlah mereka tentang sukses. Niscaya kedepannya manusia memiliki budipekerti luhur layaknya kehidupan para pengikut di zaman nabi”


Seorang pintar dari negeri lain bertanya kepada seorang pintar di negeri ini

“anda orang pintar dan tolonglah jawab pertanyaan saya. Kenapa anda bisa menjawab seluruh pertanyaan yang ditanyakan pada anda? Apkah itu hanya intuisi? pendapat pribadi? Mukjizat? asal ceplos dengan menggunakan data dan analisis actual? atau menggunakan acuan tertentu dengan data hoax dan kredibel? atau Cuma sekedar basa-basi?”


“Saya menjawab pertanyaan seperti halnya saya bertanya kepada diri saya sendiri. Saat itulah saya menemukan jawaban dari hati. Engkau pun sama sebenarnya bisa melakukan hal ini, karena kebenaran bisa di dapat dari hati bersih kita masing-masing”


Kamis, 25 April 2019
M         H         A

0 komentar:

Posting Komentar