إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ
وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ
أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ
لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ؛
Pertama,
dan yang paling utama. Kita ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah swt.
Rabb semesta alam. Yang telah memberikan kita rahmat dan hidayah. Serta,
menunjukkan kita kepada jalan kebenaran, agama yang benar, yakni islam. Dan
tentunya, shalawat serta salam tetap kita curahkan kepada junjungan kita, nabi
kita, Muhammad shallallahu'alaihi wa sallam. Semoga kita mendapatkan syafaat beliau di yaumul
akhir kelak. Amiin...
Dalam menulis artikel ini, saya berniat untuk
menyampaikan pengetahuan yang saya dapat, dari apa yang saya pahami dan saya
kuasai, dan tentunya juga karena ingin menggapai ridha Allah semata. Dan
pertama. Saya akan membahas materi tentang niat. Apakah niat itu? Niat berasal dari bahasa arab ( (النيةyang
artinya adalah(al-qosd wal-iraadah) atau keinginan dan tekad. Istilah jawanya
ya ‘kekarepan’. Ada juga yang mengatakan bahwa arti dari niat adalah
perpindahan dari satu tempat ke tempat lain, dan ini ditegaskan oleh ibnu faris
yang mengatakan bahwa asal dari niat adalah (at-tahawwul) atau berpindah, yang
kemudian digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan ibadah. jika
diperhatikan,apa yang dikatakan ibnu faris dan mereka yang sependapat dengannya
tidak bertentangan dengan arti niat dalam istilah yang masyhur, hal ini
disebabkan karna hakikat dari niat adalah berpindah dari rutinitas yang biasa dilakukan
sehari-hari ke amalan yang bernilai ibadah.
Saya
meletakkan Niat sebagai bahasan pertama bukanlah tanpa alasan. Karena memang
sangat puentingnya niat sampai-sampai saya menambahkan kata ‘u’ kedalam kata
penting. Niat itu penting karena mencakup setengah dari pada ibadah. Ibadah
tanpa niat sama saja hampa. Niat tanpa melakukan semisal itu hal baik sudah
mendapat DP pahala. Misalnya waktu sholat jum’at. Kotak bergeser sudah berada
di depan kita. Lalu kita berniat menshodaqoh kan sedikit atau banyak dari yang
kita punya karena Allah. Namun disaat tangan merogoh saku, ternyata
sakukurata, lupa membawa dompet. Insyaallah masih mendapat ganjaran karena
sudah berniat. Jika itu niat buruk tapi dia tak jadi melakukannya dan memohon
ampunan, dia juga masih tetap mendapat DP pahala. Semisal lagi kita sedang
mencari emas. Lalu kita mendapatkannya. Dan selama itu pula, kita melihat teman
di depan kita. Timbul niat jahat untuk mengoserkan emas kita ke punggung baju
teman. Namun setelah kita hendak melaksanakannya, kita tersadar. Bahwa itu
adalah perbuatan tercela. Insyaallah kita akan mendapatkan pahala atas
kesadaran yang datang di hati kita, sehingga tak jadi melakukan hal tercela.
Masyaallah, Betapa maha pemurahnya Allah.
Dalam kehidupan sehari-hari.
Seringkali kita lupa menempatkan niat karena Allah pada setiap tindakan yang
kita lakukan. Biasanya kita melakukan sesuatu atas unsur kemauan saja. Padahal
ridha Allah itu sangatlah besar. Misalnya saja, kita duduk di dalam masjid,
kita bisa berniat hanya untuk istirahat atau ber iktikaf. Jika
beristirahat, kita hanya akan mendapat tubuh kita bugar setelah beristirahat.
Namun jika kita niatkan iktikaf karena Allah. Maka kita akan mendapat pahala
dan ridhanya insyaallah. Begitu juga saat kita minum. Minum itu biasa
saja, dan menjadi kebiasaan orang, tapi dalam tanda kutip “minuman yang halal”.
Jika kita saat minum berniat karena Allah. Maka, itu juga akan terhitung sebagai ibadah dan akan mendapat pahala di sisi Allah.
ٍعَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ
امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ
فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا
يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ
إِلَيْهِ
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya,
dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya
kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan
barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak
dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari,
Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)
Saya percaya sebagian dari anda
sudah merasa familiar dengan hadits di atas. Karena hadits ini memang sering di
ulang-ulang di berbagai tempat. Dari penggalan kata “sesungguhnya setiap
perbuatan tergantung niatnya” maksudnya ialah amalan-amalan yang kita lakukan
itu tergantung pada diri kita sendiri. Kita
yang berhak memilih, dan balasan akan diberikan Allah kepada pilihan kita yang
telah kita pilih. Jadi hati-hati, kebanyakan orang-orang terjerumus dan
berjuang hanya karena ingin mendapatkan sesuatu di dunia. Bukan karena ingin
mendapat ridha Allah. Entah itu belajar keras karena ingin mendapat nilai
tinggi, lalu masuk Universitas unggulan. Sampai menjengger rambut supaya
dilihat Do’i. Semua amalan itu memang akan bermuara pada niat kita sejak awal.
Berbeda jika kita berniat karena Allah. Kita pasti akan mendapat keduanya.
Pertama, yang kita inginkan. Dan yang kedua Ridha-Nya. Jadi tak sepantasnya
kita melupakan kehadirat yang maha Esa dalam setiap perbuatan kita. Saya sering
mempermisalkan bahwa semisal, ada 2 orang berada di Solo, satunya ingin ke
klaten, dan satunya ingin ke jogja. Orang yang di klaten. Ya tetap di klaten.
Tak bisa melihat atau merasakan kota jogja. Namun mereka yang pergi ke jogja,
pasti dia bakal merasakan klaten, karena untuk ke jogja, dia juga akan melewati
klaten.
Jadi pesan saya untuk yang terakhir,
saya ambil dari buku “40 pesan nabi untuk setiap muslim” dari Fahrur Mu’is,
M.ag dan Muhammad suhadi, Lc. Berbunyi “Alangkah banyaknya amal yang kecil
menjadi besar karena niat. Dan, alangkah banyaknya amal yang besar menjadi
kecil karena niat”
Mungkin sekian penjabaran singkat
dari saya. Mohon maaf jika ada tipo atau hal yang tidak mengenakkan dihati
anda.
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarokatuh....
0 komentar:
Posting Komentar