softness

Selamat datang di blogku...

Hadits

Seungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah/lelah dalam mencari rezeki yang halal.(HR.Ad-Dailami)

Tafakkur

tafakkur berarti memikirkan atau mengamati.

Road

pemandangan yang indah membantu pikiran kita menjadi indah

Al-Qur'an

Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan.Tolaklah keburukan itu dengan cara yang sebaik-baiknya, maka tiba-tiba ia, yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang sahabat yang setia. Dan, tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang-orang yang sabar, dan tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang yang mempunyai bagian besar dalam kebaikan. (Q.S. 41: 35-36)

Himbauan

jangan marah, bagimu surga

Minggu, 06 November 2016

kumpulan cerpen; Hujan



Hujan turun amat deras. Langit hitam tertutup mendung. Petir menyambar disusul suara guntur. Gelegarnya amat keras sampai membuat orang memilih bersedekap dalam selimut. Saat itu, kubik air sudah mulai merendam beberapa petak sawah warga. Membuat para pemilik sawah menangis karena tidak bisa memanen biji padi yang sebenarya sudah menguning.

Hujan begitu lebat. Banyak orang yang memilih untuk tidak keluar dari rumah. Sudah banyak jalan-jalan yang tergenang. Karena proses irigasi selokan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

            Udara semakin dingin. Angin kencang berhembus merontokkan dahan dan ranting. Daun-daun kering terjatuh. Terhampar di sepanjang jalanan yang berlubang, dan hanyut oleh arus air yang mengalir. Arus air itu sudah mulai meluap memenuhi ruas jalan. Itu adalah saat paling berbahaya bagi para pengendara. Bukan cuma kendaraan mereka yang mogok. Tapi mereka juga bisa terjerembab dalam lubang-lubang di sepanjang jalanan yang tergenang oleh air.

            Sudah tiga hari, dan hujan tidak kunjung berhenti. Banyak orang yang merasa sedih karena belum bisa menjemur pakaian. Terutama bagi orang yang membuka jasa laundry. Mereka sampai memilih mengosok pakaian yang masih basah. Kalau tidak, mereka akan meng-kipas angini pakaian itu. Suasana terlihat sama seperti sore walau saat siang hari sekalipun. Lalu, berbagai macam penyakit mulai banyak menyerang manusia yang sistem imunnya kurang. Sehingga banyak dari para pelajar yang izin ke sekolah karena sakit.

Kenapa hujan bisa turun selama ini? hal ini bisa menimbulkan banjir yang amat tinggi. namun kini aku menemukan si Kuldi. belum lama ini, dirinya mendapati bisa berbicara. tapi bukan bicara biasa. Dia mengeklaim bisa berbicara dengan alam. Kini dia sedang termenung. Hujan telah membuatnya jadi basah kuyup. Sepertinya sekarang dia sedang berinteraksi dengan alam. Kulihat tubuh Kuldi sudah menggigil. Kulitnya putih pucat dengan kerutan-kerutan di ujung jemarinya. Tapi dia tidak pedulikan itu. saat ini dia sedang konsentrasi mendengarkan perkataan alam. Apakah itu? aku juga tidak tahu. tapi aku melihatnya begitu khusyu’. Entah sejak kapan dirinya berada disitu?. Tapi aku melihatnya berdiri disini sejak kemarin. Sudah barang tentu. Bisa jadi dia sudah berada disana sebelum hujan deras ini bermulai. Akhirnya aku memilih untuk mendekat. Aku tak berniat mengganggu. Tapi apalah dikira jika memang penyebab hujan ini itu dia. Pasti akan aku hentikan sekarang ini juga.

“Permisi” kataku sambil berdiri di depannya. Matanya sedang terpejam. Bibirnya sudah membiru. Menandakan jika panas tubuhnya sudah banyak yang hilang berganti dingin. Tapi. rupanya Dia masih bakoh juga.
“Hei, Kuldi....” sahutku kembali. Dengan suara yang lebih keras dari yang tadi.
“Kuldi!?” sahutku kembali. Tapi Kuldi tidak merespon. Akhirnya aku memilih jalan terakhir.
‘PLAAK!’ aku menampar pipinya. Kuldi akhirnya tersadar.
“uh, ah, oh... pak... pak RT?”
“kamu itu ngapain to hujan-hujanan disini. Emang sudah berapa lama kamu disini?”
“baru tiga hari kok pak”
“tiga hari kok baru. Nanti kalau kamu mati, saya juga kan yang repot. Apalagi utangmu yang 50.000 belum kamu lunasi. Kalau mau mati, lunasi dulu utangmu”
“siap pak RT” dia cengar cengir sambil memamerkan gigi yang tak pernah digosok.
“sudah, kamu pulang dan berbenah diri sana”
“ya, pak. Tapi ijinkan saya untuk menyampaikan salam perpisahan sama hujan ini”
“terserahlah. Lagian saya juga nggak ngerti apa yang kamu lakukan. Kamu gila atau waras saja masih fifty-fifty”
Dia hanya cengengesan
“ya sudah. Saya mau nganterin popok anak saya dulu”
“ya pak”
Lalu aku melangkah pergi. Meninggalkan Kuldi yang masih termenung. Dan tak berapa lama, hujanpun berhenti.
***

            Langit kembali cerah. Banjir sudah berangsur turun. Sudah serasa amat lama aku tidak melihat matahari terbit dari ufuk timur. Jadi kangen. Mungkin akibat hujan yang melibas daerah ini sampai tiga hari lamanya. Dan untuk merayakan kehadiran matahari ini. aku berniat untuk berolahraga di pagi hari ini. sekalian jalan santai untuk memutari dusun ini. lagian, hal ini juga berfungsi untuk meregangkan otot-otot badanku yang kini mulai kaku bak paku.   
        
Kini aku mulai berjalan. Ternyata, para warga juga banyak yang bahagia dan keluar dari rumahnya. Sepertinya mereka merasa bosan sudah mengurung diri lama di rumah. Dan ini adalah hari minggu. Hari yang cocok bagi mereka yang ingin bersantai sambil merasakan hangatnya matahari pagi.

            Dijalanan, aku tak mengira akan ada banyak sekali warga yang menyapa.
“jalan-jalan nih pak RT” kata salah satu mpok-mpok yang sedang menyiram tanaman di depan rumahnya.
“iya buk” sahutku
“eh pak RT, istrinya nggak di bawa sekalian?” kata sesepuh kampung ini
“baru sibuk masak di rumah pak Haji” sahutku
“ya ampuun. Pak RT rajin banget” kata anak perempuan se-usia remaja. Mereka sedang berkerumpul membentuk sebuah kelompok. Rupanya mereka mau jalan-jalan.
 “kalau nggak rajin nggak jadi RT dek” sahutku. Seadanya.

            Lelah juga rasanya kaki ini. mungkin ini sudah setengah putaran dari dusun sebelum sampai ke rumahku. Mungkin karena akhir-akhir ini aku jarang berolahraga. Sehingga membuat badanku kaku semua. Peluh juga sudah membasahai kaos putih yang aku kenakan. Panas matahari sudah mulai terik. Aku tekadkan lagi berjalan agar cepat selesai. Tapi tiba-tiba aku melihat seseorang di depanku. berlari penuh ketergesaan. Aku menatapnya lekat-lekat. Oh, aku kenal dia. Dia Pak Srimo. Salah satu sekretariat di kampung ini.  Dan sampailah dia di hadapanku dengan nafasnya yang masih memburu.

“Pak RT.... anu...... pak.... dia..... Pak RT.... anu....... ”
“stop..stop..stop.... tenang dulu. tarik nafas dalam-dalam”
Dia memeragakan seperti apa yang aku katakan
“lalu hembuskan perlahan”
Dia kembali memeragakannya. Itu dia lakukan sampai tiga kali. setelah merasa tenang. akhirnya aku mengijinkannya untuk berbicara kembali.
“ada masalah apa to sampai buru-buru mencari saya”
“ini GAWAT pak RT” katanya setengah melotot
“gawat gimana?” aku mulai khawatir
“itu pak. Istri bapak!”
“ada apa dengan istri saya!!” suaraku lekas meninggi mengetahui ada sesuatu dengan istriku
“eh, maksudnya Putri bapak!”
“mana yang bener. Istri apa putri!?” aku melihatnya masih terlihat linglung
“Putri” katanya mantap
“ya. Ada apa dengan putri saya?”
“eh. Putri bapak apa istri bapak ya?” dia menggaruk kepala. Berusaha mencari ingatan dari garukan yang ia lakukan
“AAH..... kamu membuat kemarahanku meletup-letup. Istri saya atau Putri saya!!!” aku mulai geram melihat tingkah Pak Srimo yang bikin geregetan.
Karena dia masih befikir amat lama. Akhirnya aku memilih meninggalkannya di tempat dan lekas berkunjung ke rumah untuk memastikan istri dan putriku. Aku takut. Jangan-jangan ada masalah dengan ke dua-duanya.

            Tanganku segera membuka pintu rumah. Aku lekas berlari menuju dapur tempat istriku memasak. Aku mendapati dia tak ada di sana. Aku melihat kamar putriku namun dia juga tidak ada di sana.
“kemana mereka-mereka ini” kepalaku jadi pusing tujuh keliling. Aku sama sekali tidak tahu apa yang sedang terjadi. akhirnya aku memilih untuk bertanya pada tetangga.
“Pak Jarmo. Apa bapak tahu istri dan anak saya?”
“emhh... saya tadi di dalam rumah terus pak. Nggak tahu istri dan anak jenengan. Memangnya ada apa pak RT?”
“itu. waktu saya tinggal olahraga. Tiba-tiba mereka hilang begitu saja dari rumah. Padahal jika ingin pergikan harusnya izin dulu sama suami. Tapi ini malah sudah kelewatan. Pergi nggak bilang-bilang”
Lalu aku berpamitan untuk mencari informasi dari yang lainnya. Aku mulai mengunjungi tetangga yang lain. Namun suasana pagi ini lekas berubah. Angin berhembus kencang. Langit yang tadinya cerah kini mulai tertutup awan hitam. Apakah hujan akan turun lagi? dan benar. tanpa ada gerimis. Hujan lebat lekas mengguyur dengan deras. Petir bergeliat susul menyusul membuahkan guntur yang dahsyat. Para ibu-ibu dengan cekatan mengentasi jemurannya yang baru saja di jemur kurang dari tiga jam. Aku lekas mencari tempat menepi. Namun aku berubah pikiran dan memilih untuk berlari menuju rumah. Disana aku mengambil payung yang biasa aku pakai untuk menangkal tetesan hujan. Kini aku kembali keluar. Pintu ku sibak. Tamparan air dan angin langsung menyapaku dari pintu. Lekas aku berjalan kembali ke tetangga-tetangga menanyakan keberadaan istriku.
‘tok...tok...tok...’
“Assalamualaikum pak Maicel” sahutku keras. Bersaing dengan suara guntur yang ada
“waalaikumussalam” pintu dibukanya “ada apa pak LT. Datang ke lumah saya waktu hujan-hujan begini?” katanya. Dia memang seorang yang cedal.
“Pak Maicel tahu istri dan anak saya nggak. Mereka tiba-tiba saja menghilang dari rumah”
“ya ampun pak. Itu masalah selius. Kalau memang begitu, lebih baik lapol polisi saja”
“Bapak beneran nggak tahu”
“saya balu tahu saat dibilangin bapak sekalang ini. baiklah, Saya akan bantu telpon polisi”
“makasih Pak Maicel. Saya akan lanjutkan pencarian keluarga saya”
“selamat beljuang pak”

            Hujan masih saja deras. Air kembali menguap. Sampah-sampah berserakan mengotori jalanan. Aku tak habis pikir jika hujan deras akan mengguyur lagi. apa ini hanya fenomena alam belaka. Saat itu juga aku kembali teringat dengan kuldi. Entah kenapa aku merasa dia ada sangkut pautnya dengan hujan ini, dan insting RT ku berkata jika ini ada hubungannya dengan keluargaku yang hilang. Lekas aku berjalan menuju tempat yang biasa digunakan untuk Kuldi berinteraksi dengan alam.

            Disana, lebih tepatnya aku sangat tercengang. Bagaimana tidak. Ingin bertemu dengan Kuldi. Namun aku malah mendapati Istri dan putriku berada disana dan melakukan apa yang biasanya Kuldi lakukan.
“Hei. Apa yang kalian sebenarnya kalian lakukan disini!” aku membentaki mereka. Dan mereka akhirnya sadar jika aku sedang berada di situ.
“lho, ayah. Selamat datang” kata istriku dengan lemah lembut
“ayah mau ikut juga?” anakku menarik bajuku
“kalian ini kerasukan apa sih. Kok tiba-tiba jadi gendeng begini. apa kalian ketularan sama si Kuldi!?” kataku dengan nada memarahi
“ayah ngomong apa sih. Mama nggak paham”
“iya nih ayah. Masak keluarga sendiri dibilang gendeng”
“ahh... sudah-sudah.... saya tambah stress jika melihat kalian seperti ini. ayo cepat pulang. Nanti kalian sakit ayah juga yang susah. Ayo balik!”
“nggak mau. Mama masih mau disini”
“aku juga. Aku nggak mau pulang” tambah anakku
“ya Allah. Kenapa keluargaku jadi begini” aku hampir menangis melihat mereka kembali melongo dan melakukan hal yang dilakukan Kuldi. Sedangkan badan mereka sudah basah kuyup.
“hei cukup. Kalian ini sebenarnya ngapain sih!!!”
“jangan ganggu konsentrasi papa. Mama lagi berinteraksi dengan alam”
Aku lekas berlari memanggil bala bantuan. Hujan semakin deras saja dan sebagian daerah sudah banyak tergenang banjir. Dan saat itu pula aku bertemu dengan salah satu warga. Aku segera kesana untuk aku mintai bantuan.
“pak-pak tolongin saya. Keluarga saya. Tolongin. Mereka tiba-tiba jadi gila!” dia masih terdiam. Dan akhirnya aku sadar. Bahwa dia melakukan hal yang sama seperti apa yang dilakukan Kuldi. Hal itu membuatku merasa lebih frustasi. kini yang bisa aku lakukan hanyalah memaksa keluargaku untuk pulang.
“ayo pulang!” aku menarik mereka sekuat tenaga untuk pulang kerumah. Payung aku lepas. Alhasil kami berjalan kerumah sambil hujan-hujanan. Kamipun sampai di rumah. Pintu aku kunci agar mereka tidak nekat lagi keluar. Tapi aku malah mendapati mereka menangis meronta-ronta sambil marah-marah.
“Papa jahat. Kejam. Tidak berperi kemanusiaan”
“iya. Kalau begini caranya aku nggak mau sekolah. Ayah membuat mereka tidak bisa balik ke kampung halamannya”
Aku geleng-geleng kepala sendiri. melihat mereka seolah sedang kerasukan wewegombel.
“uwes to yo yo.... kok malah membuat papa kehilangan akal sehat begini to. memangnya ada manfaat apa kalian hujan-hujanan di sana”
“kami bisa berbicara dengan alam Yah!!!”
“ngapain juga bicara sama alam. Jika mau berbicara. berbicara dengan papa kan juga bisa”
“nggak mau. Aku pengennya bericara dengan alam, mereka sedang kesusahan yah... ini gara-gara ayah!!” bentak istriku. Mereka semakin menangis keras. Aku hanya mengabaikan mereka dan lekas membersihkan diri.

            Hujan masih mengguyur. Selokan sudah tak kuasa lagi membendung. Air semakin tinggi sampai rumahku harus tergenang sampai mata kaki. Dan kini waktunya mencari Kuldi. Mungkin dia tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.

            Aku tak habis pikir. Seluruh warga kini sedang berinteraksi dengan alam secara berjama’ah. Melihat hal yang tak lazim ini. membuatku hampir menjadi orang setengah gila. Dan aku cepat-cepat menuju ke rumah Kuldi untuk mendapat pencerahan apa yang sebenarnya sedang terjadi pada kampung ini.

Sampailah aku di depan rumahnya. Sesuai dugaan. Bukan Cuma istriku saja yang tiba-tiba gendeng. Tapi sependuduk kampung juga pada hujan-hujanan sambil bermeditasi. Mereka semua jadi ketularan Kuldi. Dan aku tak mau mereka terus-terusan jadi seperti itu. dan kini wakunya mencari ke sumber akar masalah itu.
“Kuldi. Ini pak RT. Cepat buka pintu!”
“KULDI!!!. Bukain pintunya!”
Lalu pintu terbuka perlahan. Disana ada sepasang mata yang mengintip dari balik celah samping pintu. Karena sudah tak sabar. Aku menendang pintu itu. dan orang yang berada di belakang pintu itu terpental. Dia mengaduh. Sudah jelas. Itu adalah Kuldi.
“ngapain kamu. Sampai ngumpet segala HAH.... Merasa bersalah telah menghipnotis semua orang”
“saya nggak bersalah Pak RT. Sweer deh...”
“swar swer swar swer. Nggak ada. Saya mau minta penjelasan kamu. Kenapa semua warga modelannya jadi kayak begini!?”
“emhh.....”
“jangan Cuma bergumam. Ayo jelaskan!!!”
“jadi begini pak.....” dia berdiam lama
“begini gimana!?” ubun-ubunku meluap-luap
“itu pak. Sebenarnya itu.... gitu.....”
“kalau masih nggak ngasih tahu. aku jotosin kamu sekarang”
“i..iya pak. Jadi begini. sebenarnya. Masalah tentang warga bapak menjadi begitu. mungkin karena ulah bapak sendiri”
“Lho. Kok malah saya yang salah. Memang apa salah saya!!!” aku jadi bingung sendiri.
“waktu saya berinteraksi dengan alam. Mereka bilang. Ada bebepara air yang masih menggenang dan tidak bisa balik kelaut. Akhirnya alam membantu mereka agar bisa sampai menuju laut. Ya, dengan cara hujan lebat ini”
“lalu, apa hubungannya dengan para warga yang kesurupan itu!?”
“mereka. Mungkin merasa kasihan dengan alam. Dan mencoba berinteraksi dengan mereka aga mereka memberi kompensasi. Karena jika hujan tak segera berhenti turun. Maka desa ini bisa jadi lautan Pak RT”
“lalu apa yang harus saya lakukan!” aku berada di ambang antara mengerti dan tidak.
“buat selokan dan saluran irigasi air yang baik” kata Kuldi.


4 November 2016
M H A

kumpulan cerpen; Pak Jir



Dahulu, orang masih percaya dengan hal-hal mistis. Tapi sekarang, zaman telah berubah menuju era sains. Kini, jika ada orang yang percaya hal mistis, sudah barang tentu dia akan dikatai sebagai orang yang terbelakang. Kini dan dulu berbeda. Di antara dua zaman itu, ada sekat pembatas yang memisahkan antara keduanya. Zaman memang akan selalu berganti. Dan sekarang, tibalah saatnya manusia menapaki zaman yang disebut zaman modern. Segala hal sudah hampir tak bisa lepas dari teknologi. Segala kecanggihannya membuat sebagian umat manusia terlena dan terjebak dalam cahaya kemilau layar elektronik,
            Jika bicara tentang perkembangan ilmu teknologi, mungkin ini saat yang tepat bagi Pak Jir untuk unjuk gigi. Dalam penelitian yang sudah dilakukannya selama kurang lebih sepuluh tahun. Akhirnya dia menemukan sebuah penemuan paling fenomenal yang pernah diketahui oleh umat manusia. ya. Saking fenomenalnya. Publikasi tentang penemuan Pak Jir menjadi perbincangan hangat di publik. Tak heran, penemuannya juga dibahas dalam ILC (Infinity lawyers Clown). Acara TV paling ngehits saat itu.
            Penemuan apakah itu, sehingga membuat orang lain sangat takjub sampai-sampai memangapkan mulutnya seperti baru melihat hantu? Ternyata. Dan ternyata. Memang benar-benar nyata. Itu adalah sebuah hasil nyata yang ternyata, adalah penemuan yang ternyata nyatanya menjadi hal yang nyata. Dan penemuan itu ternyata adalah.... mesin untuk menemukan temuan baru!!!. WOW..... dia menemukan sebuah mesin penemu!!! Jadi, orang tak akan susah-susah lagi meneliti sampai bertahun-tahun untuk menemukan suatu hal baru. Yang tak jarang penelitian itu malah berujung pada kegagalan. Namun dengan adanya mesin itu, segalanya menjadi jauh lebih mudah. Tinggal jalankan mesin itu. dan DUSS.... mesin itu akan menginformasikan temuan baru itu dari rekapan data di seluruh dunia, tanpa ada cacad atau kesalahan sistem. Tanpa ada kegagalan dan mutu pun terjamin. Di buktikan dengan beberapa  pakar ahli yang sudah mentelaah dan mempraktekkan penemuan tersebut. semua hasilnya betul-betul teruji. Dan terhitung, mesin penemu itu sudah mematenkan dua puluh lebih hasil temuannya dalam satu bulan ini!!! Dan tentunya, royalty tersebut diberikan kepada Pak jir. Kini, penelitiannya yang memakan waktu sepuluh tahun hanya untuk menemukan mesin penemu itu sudah terbayarkan.
            Saat ini Pak Jir menjadi orang terkaya di dunia. Tak tanggung-tanggung. Dia menjadi orang terkaya nomor satu di dunia dalam tempo waktu kurang dari setahun. Padahal tahun lalu dia hanyalah seorang profesor gadungan yang hanya memiliki ruang penelitian di garasi rumahnya. Tapi sekarang dia menjadi orang yang amat kaya karena selama kurang dari dua hari. Alatnya selalu menemukan penemuan baru. Dan Pak Jir langsung mematenkan temuan itu.
            Temuan-temuan itu menjadikan Pak Jir sebagai tokoh pelapor teknologi Very-modern. Meniggalkan zaman modern yang telah ketinggalan zaman. Dan sekarang, zaman telah berganti menjadi Very-modern. Istilah baru, yang akar katanya ditemukan pula oleh mesin buatan Pak Jir. Contoh lain dari temuan-temuan pak Jir adalah, mercon anti manusia. jadi dia bisa meledak dahsyat, tanpa harus melukai manusia. jadi anak-anak bisa bermain mercon dengan aman, tentram dan bahagia. Lalu ada lagi. yaitu kapur anti entek. Jadi setelah tulisan dari kapur itu tak digunakan. Maka partikel kapur itu akan kembali lagi ke induk kapur yang sebelumnya. Jadi takkan ada kapur yang berceceran dan membuat debu-debu yang menyebabkan wahing (batuk). Lalu ada mobil anti kecelakaan. Mesin teleportasi. Mesin pengangkat galon. software komputer anti blu-ray. Seperangkat alat belajar yang bisa membuat orang ringking satu, jadi seisi kelas isinya orang pinter semua. Lalu ada rokok sehat. Mie sehat. Minuman bersoda dengan kesehatan yang terjamin kualitasnya. Kerupuk yang kalorinya sama dengan segelas susu. Robot pembersih kotoran di pinggiran kuku yang tersembunyi (cantang).  Dan masih banyak penemuan mencengangkan bin aneh lainnya.
            Lalu, tibalah saat Pak jir untuk pertama kalinya berada dalam acara ILC. Dia di undang sebagai tamu kebanggaan. Acara itu juga dihadiri oleh pakar-pakar ilmuan. ada sebagian dari mereka adalah profesor yang memusuhi pak jir. Karena alat temuan pak jir terbilang sangat mengganggu. Karena membuat ilmuan lain serasa tak berkutik untuk menemukan suatu yang baru. Dan tentunya acara itu di tonton oleh sebagian besar masyarakat saat itu. Reting stasiun TV itu langsung melonjak tajam. membuat stasiun TV itu lekas menaikkan tarif sponsor yang ada.
“Baiklah” kata sang moderator acara TV tersebut. Dia adalah Pak Iskah “mari kita sambut seorang tokoh yang biasa disebut bapak revolosi zaman Very-modern. Dia adalah Professor master Jir jar jur Ph.D., M.S. (Master Science), K.trok.(keilmuan TeRkOnKrit), alias Pak Jir. Bisa dipanggil Pak jar atau Pak Jur. Tapi beliau lebih suka dipanggil Pak Jir. Jadi mari kita sambut.... Paaaak Jiiir...” seluruh penonton disana bertepuk tangan. seisi ruangan terdengar bergemuruh. Pak Jir dengan senyuman menyapa para hadirin yang datang. Dan kini saatnya acara inti dimulai.
“saya akan mempersilakan bapak Joko untuk berbicara terlebih dahulu, waktu dan tempat kami persilakan”
“baik. Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaikum warahmatullahiwabarokatuh”
“waalaikumussalam warahmatullah”
“saya, akan menegaskan tentang penemuan bapak yang terbilang sangat fenomenal. Namun juga sangat kontroversial. Kenapa saya bisa bilang begitu. karena memang. Penemuan bapak membuat kami para master professor yang sudah belajar puluhan tahun seperti seonggok jigong yang tidak berguna. Emhh... saya ralat. maksud saya, seonggok sampah yang tidak berguna. Akibat dari penemuan mesin penemu temuan baru itu. membuat kami para profesor dari berbagai belahan dunia sempat ada yang menjadi tukang pulung di daerahnya karena keterdesakan ekonomi. bagaimana tidak? Lihatlah. Saya juga ada kabar dari teman saya. Dia adalah master fisika kimia terapan yang sudah berhasil menemukan partikel super nano yang energinya bisa tetap menyala hingga puluhan tahun lamanya. Seperti yang bisa kalian semua lihat pada lampu-lampu disini, yang sudah tidak memerlukan lagi energi listrik. Dia berencana akan mematenkan penemuan itu. Tak berselang satu menit sebelum dia resmi menjadi penemu partikel aktif berenergi itu. tiba-tiba, ada kabar jika mesin dari Pak jir telah menemukan penemuan itu sekitar lima menit yang lalu. Dan otomatis temuan itu menjadi hak paten dari Pak jir. Sehingga membuat teman saya frustasi dan berhenti menjadi seorang professor. Dan memilih menjadi seorang pedagang asongan. Kita bisa melihat. Alat itu tak sepenuhnya menemukan. Tapi juga mencuri. Lebih tepatnya mencuri data-data kita. Bahwasanya kita tahu, alat itu bisa membuka folder atau berkas seseorang meskipun tidak tercantol ke internet. Jadi saya menginginkan agar alat itu segera dihancurkan. Karena alat itu memang praktis. Tapi akan berdampak buruk kedepannya. Karena akan membuat orang-orang berhenti menjadi professor dan akhirnya berhenti berpikir kreatif. Yang seharusnya itu menjadi dasar bagi manusia masa kini. Jujur saja saya masih bertahan menjadi professor hingga sampai saat ini. saya tinggal di rumah sederhana. Dan pekerjaan sampingan saya menjadi seorang penjual roti ijo”
“yak. saya tambahkan argumen dari bapak joko. Keadaan sekarang saya akui memang bertambah baik. Dan itu dirasakan juga oleh banyak orang. Tapi, apakah kita tak akan memikirkan efek negatif yang akan ditimbulkan kedepannya oleh mesin itu. sehingga bisa saja membuat dunia ini hancur. Karena bisa jadi, ada orang jahat yang ingin menggunakan teknologi yang merusak, untuk kepentingan diri sendiri. yang saya khawatirkan lagi adalah efek kemajuan yang terlalu cepat ini akan membuat mereka terbuai dan terlena....”
“STOP, saya tidak begitu setuju dengan pendapat anda-anda sekalian. bisa diketahui. perkembangan dunia sekarang ini sudah tiba pada era Very-modern. Meniggalkan zaman modern yang sudah habis masanya. Dimana orang tidak perlu lagi susah-susah mikir. semua serba praktis dan tidak usah berbuat suatu hal yang melelahkan. Jika mau berotot, suplemen pengekar otot sudah dijual di apotek. Jika mau hebat bermain sepakbola, ada sepatu yang membuat giringan orang itu setara dengan giringan pemain papan atas. Sekarang zaman sudah praktis. Tak usah muluk-muluk melakukan penelitian ribet yang menyengsarakan. Bahkan memperlama kemajuan. Makan biaya banyak lagi. dan kadang itu juga berbuah kegagalan. Kini waktunya bergerak lebih cepat dengan mesin penemuan dari Pak Jir. Jika anda keberatan karena posisi anda merasa terganggu. Maka janganlah jadi Profesor. Jika anda tidak bisa mengalahkan mesin itu ya sudah. Mengapa menghancurkan sesuatu yang sudah sangat baik. Masyarakatpun tak ada yang protes. Anak-anak mereka pintar kerena adanya seperangkat alat belajar yang bisa membuat anak mereka jadi jenius. Jadi saya tak setuju jika alat itu akan dihancurkan”
“sebentar Bung Buno. Masalahnya adalah. Alat itu bisa jadi ancaman karena penemuannya. Misalnya saja. Alat itu menemukan bom Parkel. Sejenis bom partikel yang jika diledakkan. Akan membuat orang dan bangunan-bangunan berubah menjadi partikel debu dalam jangkauan yang luas”
“tapi itu kan sudah di buat peraturan, jika senjata itu tak akan digunakan”
“sekuat apapun peraturan. Saya yakin pasti ada orang yang melanggarnya”
“kalian ini egois sekali. Jika pekerjaan kalian diambil. Tinggal cari pekerjaan lain”
“anda yang egois. menyengsarakan profesor-profesor di dunia ini. anda tidak merasakannya karena anda bekerja kepada Pak Jir”
Perdebatan semakin memanas dengan argumen-argumen yang semakin pedas. Dan kini waktunya pak Jir berbicara. seluruh penonton terdiam. Termasuk juga yang semenjak tadi berdebat dan ribut di tempat.
“selamat malam semuanya. Hari yang berbahagia bagi saya karena telah diundang dalam acara ini. tak lupa, saya menyapa para penentang saya dan juga orang yang sudah mendukung saya. Dari segala argumen dan pendapat kalian sebenarnya sudah saya tampung. Tentunya setiap masalah atau suatu pasti ada kelemahan dan kelebihan. Untuk itulah kita akan menyelesaikannya secara bersama di dalam forum ini. baiklah. Jadi yang menjadikan masalah dari alat saya adalah, karena dia bisa mencuri data orang. Yak. Mungkin itu adalah sisi negatifnya. Tapi, bisa dibilang, alat ini memiliki manfaat yang amat banyak sehingga mampu mengembangkan kemajuan sedemikian pesat. sehingga membuat kontribusi alat itu jauh lebih besar dari pada kerugian yang dihasilkan. Dan tentunya jika ada professor yang menganggur karena alat saya. saya bersedia memberinya sebagian royalti untuk para professor tersebut. Jadi jangan khawatir. Seperti yang dikatakan pak Buno tadi. jika ada suatu hal yang lebih baik. Kenapa malah kita hancurkan? Justru menghancurkan alat itu akan membawa kemunduran bagi umat manusia. sehingga kita akan kembali ke zaman modern lagi. Maka dari itu. memang benar. Kebanyakan dari mereka masih belum siap dan akan terlena pada teknologi-teknologi ini. Tapi ini hanya masalah waktu sampai akhinya manusia bisa melakukan adaptasi dan menjadi manusia Very-modern seutuhnya”
Acara di tutup dengan saling berjabat tangan. Mereka kembali dengan perasaannya masing-masing. Ada yang lega, namun tak sedikit pula yang kesal. Tapi acara sudah berakhir. Dan alat itu tetap tak akan di hancurkan.
***

            Dampak negatif yang timbul sedikit demi sedikit pun mulai terlihat. Kini, jarang ada yang mau capek-capek olahraga. Jika ingin sehat. Maka tinggal minum obat sehat. Jika ingin berotot. Maka tinggal beli karet berotot. Kini semua orang tak usah melangkahkan kaki. Mereka hanya perlu berteleportasi dan melayang di udara. Kehidupan memang berjalan nyaman, tentram dan praktis. Tapi itu menjadi masalah yang amat hebat. Karena sisi kemanusiaan dari manusia itu sendiri semakin lama semakin memudar. Mereka jadi banyak yang malas. tak ada lagi yang mau bersekolah karena sudah merasa tidak di butuhkan. Keterpurukan sosial merajalela. Orang-orang jahat menggunakan produk senjata pemusnah untuk perang. Segala temuan yang ada, lama-lama digunakan untuk hal-hal negatif. Hal ini membuat para petinggi negara resah karena keadaan menjadi serba kacau.
“bagaimana ini!? berkembang pesatnya teknologi telah menyerang kita sendiri. tampaknya kita benar-benar belum siap” ucap Presiden negeri itu kepada Pak Jir. Dia meluangkan pembicaraan ekslusif di ruangan tertutup untuk berbicara empat mata dengan Pak Jir
“mungkin sebentar lagi mereka bisa adaptasi”
“tidak!! Sudah tiga tahun dan keadaannya semakin kacau. UU untuk membatasi jumlah teknologi tak berlaku dan tak bisa membendung arus laju teknologi globalisasi yang sangat cepat. Apalagi ada negara lain yang dengan sengaja memanfaatkan senjata pemusnah massal untuk memulai peperangan. Kita benar-benar belum siap menghadapi era ini. sehingga membuat keadaan semakin kacau balau!”
“lalu apa yang harus kita lakukan”
“hancurkan benda itu dan segala penemuannya. Bersihkan semua. Untuk memajukan zaman setidaknya manusianya harus dirubah dulu menjadi manusia yang berbudi. Jika tidak. Situasi akan kacau dan umat manusia justru akan terancam dengan teknologi dan manusia itu sendiri”
“tapi...”
“tidak ada tapi lagi. kita harus benar-benar menghancurkannya. Lagian, uang anda sudah terlalu banyak. Dan banyak orang menderita di luar sana akibat segala teknologi yang terlalu melenakan ini ini”
            Lalu presiden mengajukan surat pernyataan untuk menghancurkan mesin itu. selanjutnya mengahancurkan segala penelitian dan memblokir akses penelitian yang berbahaya. Kemudian penemuan itu dihapus untuk selama-lamanya. Tapi tampaknya sudah terlambat. Sudah banyak negara yang mengkopi ilmu tersebut. peperangan dunia akhirnya tiba. Negara saling bertarung untuk menunjukkan siapa yang terhebat dan terkuat untuk berkuasa di zaman Very-modern ini. Menyebabkan kehancuran terjadi di mana-mana. Banyak orang yang berdosa dan tak berdosa mati. Lingkungan menjadi carut marut dan banyak area berbahaya karena radiasi dari bom yang jatuh. Dan mulailah dunia kembali menuju zaman batu. Semuanya. Kembali menuju awal. Semua kembali ke titik nol peradaban. Siapa yang membuat dimikian. Itu adalah manusia itu sendiri. selama manusia belum siap berubah. Itu akan berakibat fatal dan akan memundurkan segala yang telah dimiliki. Kini pak Jir terpaku. Dia berpikir kembali. Sudah sepuluh tahun setelah berakhirnya perang dunia. Dan kini keadaan sekitar sangatlah tradisional dan terbelakang. Karena banyak ilmu yang sudah terangkat.
Dalam masa tuanya. Pak Jir berfikir. Sebelum dia mati. Haruskah dia membuat ulang mesin penemu itu? tapi dia hanya tersenyum. Menatap langit yang masih menghitam karena efek dari peperangan yang masih terisisa. Merusak ekosistem dan makhluk hidup di dunia.
“sepertinya tidak perlu. Mereka tampaknya belum siap”
Lalu dia membersihkan peluh di dahinya. Dan kembali lagi mencangkul untuk membajak sawah.



30 Oktober 2016
M H A

Kumpulan Cerpen; HWAAH!



Suatu sore yang menyenangkan. Awan berlalu melayari langit yang biru. Cuaca cerah namun tidak panas, Sampai seseorang yang sedang tiduran diteras tidak merasakan gerah. Angin berdesir. Membuat jutaan debu berterbangan menuju suatu tempat yang tak pasti. Bumi, Air, Api, Udara. Keempat elemen yang dimiliki oleh avatar. Acara kartun dari sebuah stasiun televisi yang sedang ditonton anak kecil di rumahnya. Hamparan sawah berpadi kuning. Sang petani dengan aritnya sudah bersiap untuk memanen hasil. Selokan yang keruh. Selalu buntet dan airnya meluber jika hujan datang menderu. Tidak terasa, kejadian tiap hari serasa terus bergulir dengan cepat dan sama. jika tidak sama, mungkin suatu hari, itu akan menjadi hal yang sama dan lumrah di masa mendatang. Mungkin.

Sore ini, akankah seperti sore-sore yang lalu? Akankah sore-sore yang datang akan sama seperti sore ini. Dimana mobil selalu melintas di jalan raya. Dimana motor-motor dengan gagahnya berzig-zag melewati kemacetan. Dimana seorang ibu berbaju kumal berjalan di lampu merah, menggendong anak bayinya yang diberikan obat tidur agar tidak menangis. Semua itu bisa saja terus terulang dan berulang setiap hari.

            “hwaahh......!!!” seorang mas mas berkaos hijau dan bercelana jeans menjerit dari arah utara. Membawa sebuah payung besar yang tergenggam kuat di tangan kanannya.
“hwaah....!” jeritnya kembali. Membuat orang seisi stasiun kaget dan menjadikannya sebagai pusat perhatian.
“wuukk....wuuk...” kata salah seseorang pembawa gitar kecil. Rupanya dia seorang pengamen
“hwaah...!!” orang tadi kembali berteriak sambil menudingkan jarinya pada sang pengamen. Dari kejadian ini, membuat mbak-mbak yang sedang berada di sebelah orang nggak jelas itu merasa ketakutan. Sedangkan om-om yang tak jauh dari situ tertawa terbahak-bahak. Oh, rupanya orang yang selalu jerit-jerit itu adalah orang yang mengalami kelainan dan tidak bisa bicara dengan normal
“kukira dia gila. Tau-taunya Cuma orang sedeng” kata seorang mbak-mbak berkerudung transparan
“apa bedanya orang gila sama orang sedeng to yu..” jawab orang di sebelahnya. Mungkin temannya
“wuuk...wuuk... guk!” sang pengamen tampaknya sangat ingin menjahili si orang yang tak bisa bicara normal itu
“Hwaah!!!” kali ini kemarahan orang yang tak bisa bicara dengan normal itu meledak. Seluruh urat nadi yang ada di lehernya menyembur keluar. Dia mengambil batu dari pot bunga dan siap melemparnya ke muka pengamen tersebut.
“ei..ei... tenang-tenang”
“Wuuk.. wuuk” kata sang pelerai itu. mencoba berinteraksi dengan seorang yang tidak bisa bicara tersebut. Lantas, hal itu menjadikannya semakin marah. Dan melemparkan batu yang dia genggam kearah orang yang melerai.
“sontoloyo” pekiknya tak habis pikir, padahal niatnya baik, yaitu mengajaknya berbicara dengan bahasa yang sesuai.
“hwahh.. hah... uwaa...” kata orang yang tidak bisa bicara normal itu, menurut KBBTN (Kamus Besar Bahasa Tidak Normal) itu semacam umpatan yang tersembunyi
“ladalah. He pengamen. Nggak usah manas-manasin suasana disini. Kasian orang yang nggak bisa ngomong ini. Dia kan juga manusia” kata sang pelerai kepada sang pengamen “iya kan mas wuuk?” katanya pada orang yang tak bisa bicara normal itu. orang yang tak bisa bicara normal itu mengangguk.

Tapi, apa kira. Kejahatan selalu datang tidak terduga. Kejahilan selalu saja ada disetiap lubuk hati manusia. Yang membuatnya keluar tak lain adalah setan yang menggoda iman dan takwa. Dan tanpa diduga sama sekali. Pak-pak yang melerai tadi berganti haluan dan ikut-ikutan mengolok-olok orang yang tak fasih ngomong itu.

“pak wuuk. Mari saya antarkan ke PAUD untuk belajar berbicara”
“wkwkwkwk.....” tawa sang pengamen. Merasa memiliki sekutu
“gwaahh!!!” orang yang tak bisa berbicara dengan fasih itu semakin geram. Saking geramnya. Sampai-sampai dia tersedak. Hal itu membuat ke 2 orang yang menjahili tadi semakin tertawa kesetanan. Tapi bukan Cuma itu, orang-orang yang berada di terminal, semua tertawa melihat tingkah orang yang tak bisa bicara dengan fasih tersebut.
           

7 Juni 2016
M H A