Gila
Asap
menyembul dari knalpot. Jalanan sudah sesak oleh kendaraan. Orang mau
menyebrang saja susah. Perlu suatu kebejanan sajalah orang bisa sampai ke
seberang. Dimana jika ada orang yang sembrono menyebrang. Biasanya para
penyupir itu menekan keras-keras klaksonnya agar si penyebrang jera. Lalu ada
motor. Sang pengendara itu sadar jika jalanan sedang ramai-ramainnya. Maka dia
melakukan taktik tersendiri. Dia turun dari motornya. Pertama orang-orang di
sekitar sana tak ada yang peduli. Tapi, rupanya sang pengendara motor tadi
sedang mengalami suatu gangguan. sehingga tanpa di duga, dia lempar itu motor
ke tengah jalan. Truk kontainer yang sedang melajupun harus menggenjet semua
rem secara bersamaan. Sedangkan bus patas yang sedang ngebut-ngebutnya turut
mengerem dengan cara yang sama. meski
akhirnya tetap nabrak kontainernya. DUES....! orang di sekitar lokasi pada
histeris. Jalanan macet total. Dan polisi langsung bergerak ke tempat kejadian.
Sang pengendara yang melempar motornya tadi Cuma tertawa melihati kejadian yang
sedang dilihati. Motornya remuk akibat keplindes truk, tapi dia biasa saja.
Lalu dia menyebrang dengan santai karena semua kendaraan berhenti total.
Polisi
datang, situasi di sekitar langsung di netralkan. Di tempat itu polisi sempat
kaget, karena menurut saksi mata. pelaku melempar motornya ke jalan hanya untuk
menyebrang. Lantas polisi tadi membekuk
pelaku yang masih berdiri di lokasi kejadian. Dia tidak melawan dan manut saja
digiring untuk di tanyai.
“kenapa Bapak melakukan itu!”
“tidak tahu”
“lho. Kok nggak tahu? Bukannya Bapak
tadi ngelempar motor bapak”
“iya betul”
“terus, apa alasan bapak sampai
melempar motor bapak”
“untuk menyebrang”
“lho, gimana sih Bapak ini. Wong
cuman mau nyebrang kok motor di lempar. Lihat tuh. Akibat ulah bapak. 6 korban meninggal dunia”
Sang pemilik motor diam saja.
sedangkan polisi tadi masih tak habis pikir
“saya tahu pak kalau jalanan sekarang
udah ramai. Saya juga memaklumi kalau mau menyebrang itu sulit. Tapi ya dipikir
dululah. Kita kan bisa ngawe-ngawe dulu sebelum menyebrang. Ketimbang ngelempar
motor. Toh, motor bapak juga remuk kan. Ruginya jadi berkalilipat”
Sang pemilik motor Cuma diam. Tapi
matanya dari tadi sesekali melirik ke luar. Polisi cuma membiarkan dan menyuruh
polisi yang lainnya agar menaruh pelaku ke sel tahanan untuk di sidang
besoknya. Tapi setelah mau di borgol, pemilik motor itu langsung berontak.
“apa-apaan ini. Apa salah saya!”
Polisi tadi makin bingung dengan
kelakuan pelaku.
“kesalahan anda adalah membuat
kecelakaan serta membuat kemacetan panjang. Selain itu. anda juga sama saja
telah membunuh orang”
“pak polisi, saya mau tanya”
“apa?”
“saya ini orang gila, masak orang
gila mau di jeblosin penjara. Kan nggak ada UU nya. Gimana to bapak ini. Ya
wajar lah saya ngelempar motor saya. Namanya juga orang gila. Jadi saya boleh
bertindak sesuka saya”
Dahi polisi itu mengkerut. Sedangkan
rekannya tadi Cuma bengong menunggu otaknya ngerespon.
“bapak ini waras. Bukan gila”
“lha buktinya. Saya ngelempar motor
saya. Mana ada orang waras yang mau ngelempar motornya”
“lha bapak juga. Jika gila, kenapa
masih bisa menanggapi omongan saya”
Lalu hening seketika. Kemacetan sudah
melebihi 12 kilometer. Truk dan bis yang mengalami kecelakaan tadi juga sudah
di derek ke pinggiran jalan. Orang-orang masih berkerumun di tempat kejadian.
Sedangkan para wartawan dari berbagai televisi tetap meliput dan meng-stand by
kameranya. Disaat semua berlangsung. Pemilik motor yang dari tadi diam
tiba-tiba tertawa terbahak-bahak
“gwahahahaha...... hahahahaha........”
“ada apa ini!” polisi yang mau memborgol tadi ketakutan.
“aku ini gila goblok! Aku gila! Aku
gila! Gwahahaha........hahaha.......”
“apapun pengakuan Bapak. Bapak tetap
kami tangkap”
“apa! Saya di tangkep!
Gyahahaha....... mimpi lu...”
Para polisi yang mengamankan tempat
kejadian yang mendengarkan ketawaan tadi langsung mendatangi tempat pelaku.
Sedangkan sebagian wartawan juga berlari kesana karena penasaran juga. Tak
selang beberapa waktu. Semua berkumpul di situ. Polisi yang dari tadi menanyai
langsung menyiapkan pemukulnya. Pelaku masih tertawa dan mengigau tidak jelas.
“pak, ini orang gila apa waras?”
tanya polisi yang baru datang
“dia itu waras, cuman pura-pura gila.
Jadi mendingan kita buat dia pingsan dulu”
Polisi yang baru datang itu Cuma
mengangguk dan di pukulnya pemilik motor itu berulang kali sampai babak belur.
Sampai megap-megap. Sampai tak sadarkan diri dan akhirnya pingsan.
Besoknya
sidang di mulai. Keluarga para korban juga sudah pada datang di persidangan.
Sedangkan pelaku Cuma duduk dengan tenang di kursinya. Sang hakim lalu
memutuskan pelaku langsung bersalah dan di hukum mati dua hari lagi.
“sebelum sidang di tutup, apakah
pelaku mempunyai pesan terakhir untuk di sampaikan?”
“punya yang mulia hakim”
“silakan katakan”
Lalu dia berdiri sambil menghadap ke
para penonton yang hadir saat itu
“disini saya merasa sangat menyesal
dan juga kecewa. Saya menyesal karena tidak bisa melakukan yang lebih heboh
dari ini. Dan saya juga kecewa. Bahkan sangat kecewa karena tak ada yang mau percaya
jika saya ini benar-benar gila. Apa bukti saya itu kurang bahwa saya ini orang
gila. Atau memang orang sekarang itu sulit mempercayai orang yang lainnya?.
Mereka Cuma memutuskan tok. Mereka Cuma pilih-pilih. Jika saya orang penting
pasti hukumannya nggak bakalan sampai hukuman mati. Saya aja yang gila di hukum
mati. Keadilan sudah punah. Dan orang-orang juga tak ada lagi yang saling bela
membela. Jadi disini dengan sangat kecewanya. Saya mau membuktikan lagi bahwa
saya ini benar-benar gila”
Lalu dia keluarkan bom yang ada di
dalam pakainnya. Rupanya dia masih menempelkan bom itu di badannya. Lalu dia
menghitung mundur dari lima. Semua yang disitu berlarian keluar.
“kalian lari percuma. Bom ini bisa
meletus sampai 200 meter lho”
Sang hakim yang gemuk itu pasrah
saja. karena sudah terlambat untuk lari. Dan pada hitungan ke satu. Suara
letusan keras terdengar sampai radius 2 kilometer. DUAAARRR.........
M HABIB Amrullah
6
Oktober 2014
0 komentar:
Posting Komentar