Kenapa Syahadatain itu sangat
penting? Karena dengan bersyahadat seseorang bisa menyatakan dirinya sebagai
seorang muslim. Syahadat juga merupakan gerbang utama seseorang untuk masuk
agama islam. Mempelajari dan memahami Ahammiyatusy-syahadatain itu
sangatlah penting bagi seorang muslimin. Bahkan dahulu para Nabi pun berkorban
untuk memperjuangkan Kalimat ini. Dan kalimat inilah yang juga menjadi
penggerak dakwah dari jaman nabi hingga sekarang ini.
Mereka yang mendapatkan pahala dari
Allah adalah yang bersyahadat. Pengakuan syahadat laa ilaaha illa Allaah
belum dianggap syahadat bila hati dan akalnya belum benar-benar mengakui jika ‘tidak
ada tuhan yang patut di sembah selain Allah’. Syahadat harus diucapkan dengan
tegas dan penuh dengan penjiwaan dan keyakinan, serta tidak boleh plin-plan
atau malah murtad.
Kepentingan
bersyahadat
Syahadatain adalah rukun islam yang
pertama. Syahadatain ini penting karena sebagai dasar dan asas bagi rukun islam
lainnya, dan menjadi tiang untuk rukun iman dan Dien. Sebab-sebab kenapa
syahadatain itu penting adalah :
1. 1. Pintu
masuknya Islam
2. 2. Intisari
ajaran Islam
3. 3. Dasar-dasar
perubahan menyeluruh
4. 4. Hakikat
dakwah para rasul
5. 5. Keutamaan
yang besar
1.
Madkhal
Ilaa Al-Islaam (pintu masuk ke dalam islam)
Syarat diterimanya amal seseorang adalah dengan mengucapkan
Syahadatain. Bila tidak, maka amal-amal yang selama ini dikerjakan adalah
sia-sia bagai fatamorgana yang terlihat namun sebenarnya tidak ada. Dan
Syahadatain jugalah yang membedakan seseorang beriman atau kafir.
Pentingnya mengerti,
memahami, dan melaksanakan Syahadatain harus kita realisasikan dalam hati dan
kehidupan sehari-hari. Manusia bisa berdosa karena telah melalaikan pemahaman
dan pelaksanaan syahadatain. Manusia bisa menjadi kafir karena
menyombongkan diri terhadap kalimat Laa ilaaha Illa Allaah.
Yang dapat bersyahadat
dalam arti sebenarnya adalah hanya Allah, para Malaikat, dan orang-orang yang
berilmu yaitu para nabi dan orang-orang yang beriman kepada mereka.
Dalil
:
-
Qs
(47 : 19)
“maka sesungguhnya tidak ada tuhan melainkan Allah. Dan mohonlah
ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan
dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal”
-
Hadits :
Diriwayatkan dari Utsman RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW
bersabda barang siapa meninggal sedang ia mengetahui bahwa tak ada tuhan
disembah kecuali Allah, ia masuk surga. (Dalam Kitab As Sahih)
-
Qs (37:35)
“Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka:
"Laa ilaaha illa Allaah" (tiada Tuhan melainkan Allah) mereka
menyombongkan diri”
-
Qs (3:18)
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang
menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga
menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana”
-
Qs (7:172)
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang
demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya
kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)
"
-
Qs (25:23)
“Dan Kami menghadap kepada apa yang mereka telah kerjakan dari amal
(baik), lalu Kami jadikan dia debu yang beterbangan”
-
Qs (39:
64-65)
“Katakanlah apakah patut sesuatu yang lain dari Allah, kamu suruh
aku menyembah, hai orang-orang yang bodoh? Dan sesungguhnya telah diwahyukan
kepadamu dan kepada mereka yang sebelummu, bahwa jika engkau menyekutukan
Allah, niscaya gugur amalmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi”
2. 2. Khulaashah
Ta'aaliim Al-Islaam (Intisari Ajaran Islam)
Pemahaman muslim terhadap Islam bergantung kepada pemahaman pada
syahaadatain. Seluruh ajaran Islam terdapat dalam dua kalimat yang sederhana
ini. Ada 3 hal prinsip syahaadatain :
o
Pernyataan
Laa ilaaha illa Allaah merupakan penerimaan penghambaan atau ibadah
kepada Allah SWT saja. Melaksanakan minhajillah (sistem/aturan Allah
SWT) merupakan ibadah kepadaNya.
o
Menyebut
Muhammad adalah Rasulullah merupakan dasar penerimaan cara penghambaan itu dari
Muhammad SAW sebagai Rasulullah dalam mengikuti Minhajillah.
o
Penghambaan
kepada Allah SWT meliputi seluruh aspek kehidupan. la mengatur hubungan manusia
dengan Allah SWT, dengan dirinya sendiri, dan dengan masyarakatnya.
Makna laa ilaaha illa Allaah adalah penghambaan kepada Allah
SWT Wujud penyerahan diri hanya kepada Allah saja yang menciptakan manusia.
Rasul diutus dengan membawa ajaran tauhid yaitu kalimat laa
ilaaha illa Allaah. Melalui contoh Nabi SAW, manusia melakukan ibadah yang
tepat dalam melaksanakan syariat Islam. Muhammad SAW adalah teladan dalam
setiap aspek kehidupan termasuk bagaimana cara mentauhidkan Allah SWT.
Aktifitas hidup hendaknya mengikuti ajaran Nabi Muhammad SAW,
karena dengan mengikutinya akan mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT. Seluruh
aktivitas hidup manusia secara individu, masyarakat dan negara mesti ditujukan
kepada mengabdi Allah SWT saja.
Islam adalah satu-satunya syariat yang diridhai Allah SWT Tidak
dapat dicampur dengan syariat lainnya.
Dalil
:
-
Qs (2:21)
“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang
yang sebelummu, agar kamu bertakwa”
-
Qs (51:56)
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembahKu.”
-
Qs (21:25)
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu, melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku, maka
sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
-
Qs (33:21)
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”
-
Qs (3:31)
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah
aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu: Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang”
-
Qs (6:162)
Katakanlah: "Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam".
-
Qs (3:19)
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.
Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang
pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka.
Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat
cepat hisab Nya”
-
Qs (3:85)
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan diakhirat termasuk
orang-orang yang merugi”
-
Qs (45:18)
“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat
(peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah
kamu ikuti hawa nafsu orangorang yang tidak mengetahui”
-
Qs (6:153)
“Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus,
maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena
jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa”
3. 3.
Asaas
Al-Inqilaab (Dasar-dasar Perubahan)
Syahaadatain mampu merubah manusia dalam aspek keyakinan,
pemikiran, maupun jalan hidupnya. Perubahan meliputi berbagai aspek kehidupan
manusia secara individu atau masyarakat.
Ada perbedaan penerimaan syahaadatain pada generasi pertama umat
Muhammad dengan generasi sekarang. Perbedaan tersebut disebabkan pemahaman
terhadap makna syahaadatain secara bahasa dan pengertian/ pemaknaan, serta
sikap konsisten terhadap syahaadah tersebut dalam pelaksanaan ketika menerima
maupun menolak.
Umat terdahulu langsung berubah ketika menerima syahaadatain.
Sehingga mereka yang tadinya bodoh menjadi pandai, yang kufur menjadi beriman,
yang bergelimang dalam maksiat menjadi takwa dan abid (penghamba), yang sesat
mendapat hidayah. Masyarakat yang tadinya bermusuhan menjadi bersaudara di
jalan Allah SWT Syahaadatain telah berhasil merubah masyarakat dahulu maka
syahaadatain pun dapat merubah umat sekarang menjadi baik.
Perubahan individu contohnya terjadi pada Mush'ab bin Umair yang
sebelum mengikuti dakwah rasul merupakan pemuda yang paling terkenal dengan
kehidupan yang glamour di kota Mekkah tetapi setelah menerima Islam, ia menjadi
pemuda sederhana yang dai, duta rasul untuk kota Madinah. Kemudian menjadi
syuhada Uhud.
Beberapa reaksi masyarakat Quraisy terhadap kalimat tauhid sangat
beragam. Mereka yang menggunakan akalnya akan dapat mudah menerima kalimat
tauhid tetapi sebaliknya mereka yang menggunakan hawa nafsu serta adanya
berbagai kepentingan akan menyulitkan mereka memahami kalimat tauhid.
Musuh Allah seperti kaum musyrikin senantiasa memerangi mereka yang
konsisten dengan pernyataan Tauhid. Orang yang beriman dalam sejarah selalu
mampu mempertahankan keimanannya dalam menghadapi serangan musuh secara fisik,
tetapi terkadang umat Islam kalah dengan serangan opini dan pemikiran seperti
yang terjadi pada saat ini.
Dalil
:
-
Qs (6:122)
“Dan
apakah orang yang sudah mati kemudian Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya
cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengahtengah
masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap
gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami
jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan”
-
Qs (33:23)
“Di
antara orang-orang mukmin itu ada orangorang yang menepati apa yang telah
mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di
antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak
merubah (janjinya)”
-
Qs (37:35-37)
“Sesungguhnya
mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illa Allaah
(Tiada Tuhan melainkan Allah) mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata:
'Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami karena
seorang penyair gila?" Sebenarnya dia (Muhammad) telah datang membawa
kebenaran dan membenarkan rasul-rasul sebelumnya”
-
Qs (85:6-10)
“Ketika
mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat
terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin
itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Terpuji”
-
Qs (18:2)
“Sebagai
bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang sangat pedih dari
sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang
mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik”
-
Qs (8:30)
“Dan
(ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu
untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka
memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah
sebaik-baik Pembalas tipu daya”
4. 4. Haqiiqah
Da'wah Ar-Rusul (Hakikat Seruan Para Rasul)
Setiap Rasul semenjak nabi Adam AS hingga nabi besar Muhammad SAW
membawa misi dakwah yang sama yaitu syahaadah. Makna syahaadah yang dibawa juga
sama yaitu Laa ilaaha illa Allaah. Dakwah rasul senantiasa membawa umat
kepada pengabdian Allah SWT saja. Allah sebagai ilah adalah misi para Nabi
untuk disampaikan kepada seluruh manusia.
Dalil
:
-
Qs (60:4)
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim
dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum
mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa
yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya:
"Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat
menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata) "Ya
Tuhan kami hanya Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada Engkaulah kami
bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali".
-
Qs (18:110)
Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah
Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka
hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan
seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
5. 5. Fadhaail
'Azhiimah (Ganjaran yang Besar)
Banyak ganjaran dan pahala yang diberikan oleh Allah SWT dan
dijanjikan oleh Nabi Muhammad SAW Ganjaran dapat berupa material ataupun moral.
Misalnya kebahagiaan di dunia dan akhirat, rezeki yang halal serta keutamaan
lainnya. Keutamaan ini selalu dikaitkan dengan aplikasi dan implikasi (keterlibatan)
syahaadah dalam kehidupan sehari-hari. Dihindarkannya kita dari segala macam
penyakit dan kesesatan di dunia dan di akhirat.
Dalil
:
Hadits
: “Allah SWT akan menghindarkan neraka bagi mereka yang menyebut kalimat
syahaadah”
Hadits
: “Orang yang pada akhir kalimatnya (waktu ajal) mengucapkan Laa ilaaha illa
Allaah dijamin masuk surga”
Hadits
: “Dua perkara yang pasti, Kata Rasulullah SAW Maka seorang sahabat bertanya,
Apakah perkara itu ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab, Barangsiapa yang
mati dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, ia tetap masuk
surga (HR. Ahmad)”