Bagaimanakah rasanya ketika diri dihadapkan dengan beberapa argumen
yang kita sendiri tidak tahu itu benar atau salah. Sekalipun kita anggap itu
salah, mungkin orang lain akan menganggapnya berbeda. Jadi bisakah pendapat
yang berbeda itu disatukan?
Konflik tak henti-hentinya terjadi karena adanya perbedaan antar
golongan. Seakan menganggap yang paling benar. Mereka rela mungucurkan keringat
untuk melawan golongan yang bertentangan dengannya. Sikap ingin menang dan
menguasai nampaknya sudah menjadi sebuah tradisi. Mereka tak akan habis untuk
membidik ketika hasil belum benar-benar diraih.
Bisakah kita bersatu dalam perbedaan
dan perseteruan yang semakin meruncing. Akankah kita tetap teradu domba dengan
beberapa pengadu domba yang ingin kembali menjejalkan kakinya di negeri ini.
Semua itu pasti akan cepat mereka peroleh ketika kita benar-benar masih tetap
terbuaikan. Mulailah saling mengerti. Mulailah saling memahami. Masalah tidak
akan selesai jika hanya disimpukan satu golongan ataupun seorang diri. Masalah
akan terselesaikan ketika semua orang bisa saling mengerti.
Menumpahkan darah dan mengorbankan
orang adalah perbuatan terbengis. Membunuh dan memperbudak hanya untuk menebus
sebuah obsesi hanya akan memperkeruh tatanan sosial duniawi. Entah apa yang
mereka pikirkan, sesekali mulailah merenung sejenak. Tidak cukupkah mereka
dengan limpahan materi yang sudah tidak terhitung jumlahnya.
Dilihat dari berbagai sisi. Televisi
dan media sosial sengaja atau tak sengaja sudah memecah belah masyarakat
menjadi dua kubu yang bertentangan. Hal ini perlahan telah membuat kita kembali
kedalam masa kolonial yang kelam. Dimana masyarakat yang seharusnya hidup akur
bersama harus saling bunuh dikarenakan alasan yang sebetulnya tidak benar dan
dibuat-buat. Akankah kejadian itu akan kembali terulang sekarang?
Kuncinya adalah kesadaran. Di lihat
dalam situasi apapun, sesantai apapun, negara sekarang ini telah terancam tanpa
kita sadari. Dengan berbuat dan menyadari strategi para calon penjajah. Mungkin
bisa membuat mata kita sedikit terbuka dan berupaya keras untuk menolaknya. Dengan
cara berhenti bertikai dan saling tenggang rasa antar masyarakat seluruh tanah
air.
Sumber Gambar : http://historia.id/budaya/mengilik-sejarah-adu-jangkrik
0 komentar:
Posting Komentar