Jumat, 08 Maret 2019

Sistem Informasi Manajemen




         Menurut Budi Sutedjo (2002) ”Sistem” adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan.

         Informasi merupakan hasil pemprosesan data yang diperoleh dari setiap elemen sistem tersebut menjadi bentuk yang mudah dipahami dan merupa pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada. (Budi Sutejo, 2002)

         Data adalah sekumpulan fakta, bilangan, angka dan simbol yang dibentuk dan diolah menjadi informasi (Scott)

         “Informasi” adalah hasil dari “data processing”, Sedangkan… “Data”, adalah fakta-fakta yang ada namun belum diproses.

Jadi inti dari kita belajar Sistem Informasi Manajemen adalah bagaimana peran kita sebagai seorang manajer, sebisa mungkin untuk mengolah Informasi berbasis Sistem.

         Inti dari Bisnis adalah bagaimana kita bisa menjual produk baik itu barang maupun jasa yang dihasilkan kepada konsumen untuk mendapatkan laba. Laba sebagai tujuan utama yang menjadi titik akhir bagi para pelaku bisnis. Segala upaya akan dilakukan baik itu lewat penawaran, peningkatan kualitas, maupun efektivitas manajerial guna memaksimalkan prodaknya, setidaknya bisa diterima oleh masyarakat.

         Segala bentuk usaha yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk memasarkan produknya ke masyarakat membutuhkan sebuah alat, salah satunya informasi. Dengan adanya informasi dalam proses pembuatan produk, akan membantu efektifitas bisnis. Karena informasi yang di dapat akan membantu proses pengambilan kebijakan keputusan, yang tentunya setelah di kalkulasi oleh para manajer akan menciptakan porsi yang pas untuk bertindak.



Sejarah Sistem Informasi

         Dalam buku yang beredar, perkembangan informasi yang masif sekarang ini bermula dari revolusi industry pada tahun 1800 an. Mereka menggunakan teknologi untuk membuat produk dari versi 1.0 sampai yang terbaru pada saat ini 4.0. lihat aja perkembangan teknologi yang dulunya berupa mesin uap berbadan besar kini bergeser menjadi mesin-mesin canggih bertubuh ramping serta berkemampuan berkali-kali lipat dari teknologi zaman dahulu.

         Diceritakan bahwa dahulu untuk mengambil keputusan, perlu waktu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk mengolah data yang itu nanti berguna untuk mempengaruhi keputusan manajer. Namun sekarang semua itu secara otomatis dilakukan oleh computer sehingga manusia sekali lagi dimudahkan dengan terciptanya teknologi yang semakin canggih mengelola informasi. Keakuratan serta singkatnya proses pengolahannya membuat kini para manajer dituntut untuk bisa memberdayakan, bijak, dan selektif dalam menerima data untuk mengambil sebuah keputusan. Karena hal itu akan sangat mempengaruhi proses keberlangsungan perusahaan kedepannya.

         Ada berbagai fase dalam penggunaan fungsi bisnis yang kiranya dapat kita lihat. Bermula dari tahun 2000 an muncul search angine seperti google dan yahoo. Kemudian di lanjutkan munculnya sistem belanja online atau e-commerce yang diawali dengan munculnya amazon dan e-bay. Kemudian lahirlah medsos bagian dari interactial yang kebanyakan kita kenal yakni facebook, Instagram, twitter dll. Yang akhirnya informasi bisnis mulai berkembang yang mengakibatkan pola pikir dalam berbisnispun ikut berubah. Yang awalnya profit sharing, berubah menjadi collaborative sharing. Yang awalnya hanya para pemilik modal besar saja yang bisa untung besar, kini para pelaku bisnis kreatif meski dengan modal kecilpun bisa mendapat hasil maksimal dengan membuat sistem kreatif yang menerapkan sistem kolaboratif sharing. Kita ambil contoh grab, tokopedia, bukalapak, gojek, rnb, dll.

         Kini dunia telah berubah sepenuhnya dan selama ini bukan hanya inovasi saja yang bekerja, tapi disitu juga ada disruption yang menganggu mekanisme dari sistem lama, karena ada upgrading dari sistem lama ke baru. Hal ini perlu adanya tanggapan serius apalagi para pemain lama untuk merubah pola pikir mereka yang selalu defensive untuk lebih terbuka dalam menyikapi perubahan teknologi yang terjadi pada saat ini. Karena seperti kata sebuah manajer pemasaran besar “beradaptasi atau mati”

         Inti dari MIS (Management Information System) adalah mengola informasi berbasis sistem. Para manajer pada zaman sekarang wajib untuk mengetahui bagaimana sebuah informasi didapat, bagaimana cara mengelola dan memilah informasi yang banyak itu secara efektif, serta memadukan informasi yang telah di dapat dengan pengambilan keputusan yang tepat dan cepat. Karena kecepatan sangat dituntut dalam zaman ini, lelet sedikit bisa jadi pesaing kita sudah mendahului.

         Sistem collaborative sharing memang sudah sangat menjamur belakangan ini. Kita bisa melihat start up – start up kecil yang sudah mulai eksis menapaki lini bisnis baru di berbagai prodak. Ini adalah hasil dari pemikiran kreatif orang-orang dalam memanfaatkan teknologi yang pada saat ini sudah mengarah ke internet of thinks (IOT). Karena memang untuk saat ini pemanfaatan internet sangat menyeluruh bukan hanya pada ranah bisnis dan menawarkan barang. Namun sudah memasuki seluruh aspek kehidupan. Mengalirnya informasi tanpa batas sampai untuk membayar, transfer uang bisa dilakukan hanya dalam satu kali klik. Istilah kerennya dunia sudah berada di dalam genggaman (smartphone)

         Dalam segala hal positif yang diberikan oleh internet, tentu juga terdapat dampak negative yang harus kita hindari. Memilah dan menjaring informasi yang bijak dari internet harus dilakukan untuk menghindari beberapa konten negative yang benar-benar sangat merugikan. Kita ambil contoh deep web, konten video dewasa, kekerasan, bahkan terkadang challenge yang tidak cetho pun menyuarak dan terkesan viral, padahal hal itu sering memiliki resiko bahaya yang tinggi. Untuk itulah selektif dalam bertindak dan berselancar di internet. Ambil apa yang bermanfaat serta hindari sejauh-jauhnya dampak negative yang dihasilkan. See you next leter


Referensi :

Disruption, Maret 2017, Rhenald Kasali.
The Great Shifting, Juli 2018, Rhenal Kasali.
Sistem Informasi Manajemen : Buku Referensi, Lembaga Komunitas Informasi Teknologi Aceh (KITA), 2018, Munawir Munawir.


0 komentar:

Posting Komentar