softness

Selamat datang di blogku...

Hadits

Seungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah/lelah dalam mencari rezeki yang halal.(HR.Ad-Dailami)

Tafakkur

tafakkur berarti memikirkan atau mengamati.

Road

pemandangan yang indah membantu pikiran kita menjadi indah

Al-Qur'an

Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan.Tolaklah keburukan itu dengan cara yang sebaik-baiknya, maka tiba-tiba ia, yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang sahabat yang setia. Dan, tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang-orang yang sabar, dan tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang yang mempunyai bagian besar dalam kebaikan. (Q.S. 41: 35-36)

Himbauan

jangan marah, bagimu surga

Jumat, 18 Januari 2019

Kumpulan Cerpen ; Sambat


wall.alphacoders.com


Hujan deras mengguyur kampung pinggir kota dekat perempatan lampu merah yang sering diterabas oleh mahasiswa. Setelah menanti dengan penantian Panjang akhirnya hujan yang dinanti turun menderu bagai butir peluru membentur atap rumah. Tanpa basa basi hujan turun begitu deras tanpa harus menunggu rintikan kecil dengan suara ramah. Hembusan angin besar ikut mengayun tiap dahan dan ranting pohon, membuat daun-daun kering berguguran berjatuhan di sepanjang jalan.

            Semua terurai terdekap dalam satu aba-aba. Hujan kali ini menjadi pertanda awal masuknya musim penghujan dan berlalunya musim kemarau yang lumayan Panjang. Hari ini suasana baru tercipta, cucian baju yang biasanya kering ketika dijemur beberapa jam. Kini dengan terpaksa harus di gantung di dalam ruangan sampai mengeluarkan bau penguk. Namun disisi lain banyak kebermanfaatan dari datangnya hujan ini. Yakni lebih banyak sumber stok air tanah, pepohonan tumbuh subur, udara bersih, Dan efek paling luar biasa ketika hujan deras di malam minggu ini adalah mencegah para cecenguk-cecenguk yang berduaan di taman itu membatalkan kencannya dan memilih mendekam di rumah. Itu adalah salah satu berkah luar biasa yang para jomblo dapatkan.

“alhamdulilah ya Allah, engkau kabulkan do’a hamba untuk turunnya hujan di malam minggu ini” kata Gardi dengan nada suara kecil. ekspresi wajahnya sungguh bahagia seperti sedang menerima segepok uang korupsi bank century.
“kurang ajar emang si marsipulamin. Tega-teganya dia membatalkan jadwal mabar PUB(e)G(o) kami hanya karena dia ingin nge-date sama pacarnya malam ini. Mampus lu sekarang ujan, ngga bakal gw acc semisal dia mohon ama gue mau mabar naikin rank lagi” batin Gardi sambil tertawa jahat.

            Efek luar biasa juga di terima pepohonan yang tumbuh di sekitar rumah Gardi. Tapi sebenarnya bukan Cuma pohon di sekitarnya saja, melainkan seluruh pohon yang terkena imbas hujan deras pada malam itu.

“segarnya dalam hati…” senandung salah satu pohon yang sudah menanti-nanti datangnya hujan. Dedaunan kering yang selama setengah tahun bertengger di dahannya sudah berjatuhan berganti dengan daun muda baru yang hijau, asri, dan permai.
“iya nih jeng, saya juga seneng banget hujan kali ini bisa minum sepuas-puasnya”

Disela-sela kesenangan para pohon akan hujan lebat ini, tiba-iba mereka menemui hal yang tidak terduga.

‘MAKJEGLEAAAR!’ suara petir menyambar sebuah tiang listrik di dekat mereka, membuat beberapa pohon yang ada disana ketakutan.

            Hujan deras awet mengguyur Kawasan itu. disusul mati lampu serempak disebabkan salah satu tiang listrik di dekat persimpangan jalan tersambar petir. Gardi yang sedang bermain PUB(e)G(o) menaikkan ranknya tiba-tiba mengalami lag dan no connecting. Tampaknya dia sedang menggunakan wifi kos, sedangkan dia tidak memiliki kuota paket karena emang lagi masa-masa kere.

“Jancoeg!” pisuhnya di luar hati. Kini dia harus menerima kenyataan pahit bahwa dia harus rela kehilangan win streak chicken dinner-nya.

            Teman kamar yang berada di sebelahnya, bernama Mcqueen segera menghampiri Gardi yang sedari tadi tak henti-hentinya misuh-misuh karena terjadi mati lampu.

“ada apa to Gar. Mati lampu kaya gini kok malah misuh-misuh ngga jelas. Obatmu abis to?”
“Bukan cuk, Justru karena mati lampu ini queen! Win streak gue jadi ilang nih. Padahal selangkah lagi gue bakal chicken dinner nih!”
“yaelah tong Cuma gara-gara game aja lo jadi kaya gini. Dasar jomblo”
“sesama jomblo jangan saling menghina, lagian jomblo itu salah satu jalan hidup gue sampai menemukan seseorang yang pantas dan layak berada di samping gue, ingat itu”
“hilih bullsh*it, udah ngaku aja kalau kamu itu ngga laku, ngga usah banyak alasan”
“apaan sih. Akhir-akhir ini lo sirik banget sama gue?”
“bukannya sirik Gar. Tapi kenyataan, bukti real dilapangan dengan berbagai data akurat dan terpercaya”
“halah cukup. Gue dah muak. Pengen beli kuota dulu”
“lah katanya ngga punya duet, mau beli kuota. Makan malem tadi aja pinjem sama aku”
“ya kan aku beli kuotanya pinjem uang sama kamu lagi, gimana sih”
“kurang ajar emang, ngga mau ah kalau pinjem uang buat hal-hal yang mudhorot
“yaelah, kan Cuma buat beli kuota mamanx”
“abis itu kan buat main game lagi sampe jam empat, trus ketiduran ngga subuhan, gitu kan alurnya”
“plis lah, kita kan teman otw sahabat, kamarnya sebelahan lagi. Masak kamu ngga kasihan dan ngga mau minjemin duit sih”
“bantu dalam kebaikan itu bagus. Kalau ini mah Namanya pengerusakan teman. Aku berusaha mendidik kamu supaya keluar dari zona nyaman biar ngga kebablasan”
“ah susah ngomong sama kamu. Kamu ngga tau sensasinya sih, ya dah aku ngebon warung mbok darmi aja dah. Samlekom!” katanya sambil melajukan motor untuk pergi ke konter langganannya.
“waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh ya akhi”

            Hujan masih belum berhenti, beberapa petugas PLN terlihat tengah memperbaiki tiang rusak  akibat tersambar petir. Beberapa orang melihat dari kejauhan, perjuangan para pekerja ditengah hujan badai yang menggila tiada henti. Sambil berharap-harap cemas listrik bisa kembali menyala seperti semula menerangi rumah-rumah yang ada.

“yang aku kangen sama kamu”
“aku juga kangen nih beib”

Percakapan mesra kedua belah pasangan gaje ini membuat siapapun yang mendengar merasa risih. Namun mereka tetap santai bercakap menggunakan video call di rumah masing-masing. Kegelapan tidak menghentikan mereka dalam menjalin asmara, apalagi mereka baru jadian dua hari yang lalu.

“yah, gara-gara hujan kita ngga jadi jalan-jalan ketaman deh, padahal disana aku mau ngasih kamu surprise sambil ditemani dengan segelas ronde loh”
“ih so sweet banget ciih, kenapa sih harus ujan segala, ngganggu kemesraan kita aja”
“iya sayang, besok aja yah aku bakal ngasihin surprisenya ke kamu”
“oke cayangkyuh”

Mereka terus saja melakukan video call sampai kuota mereka habis, sampai lupa waktu, sampai tak ingat tugas kuliah yang menumpuk. Padahal salah satu alasan mereka berpacaran adalah supaya lebih rajin berangkat kuliah. Namun sama saja semisal niat mereka tidak untuk kuliah.

            Di lain sisi Gardi sudah selesai membeli kuota dengan bon. Wajah sumringah terlihat dari raut wajahnya. Berjalan menuju kamarnya yang gelap. Mengambil posisi ala gaming pro kemudian login untuk kembali bermain game PUB(e)G(o).

‘jeglek’

Lampu kembali menyala, saluran listrik sudah pulih atas perjuangan pekerja PLN yang tanpa kenal Lelah membetulkan instalasi listrik yang terputus. Mcqueen saat itu sangat bersyukur akhirnya dia bisa menggunakan wifi kos untuk mendownload PES keluaran terbaru, sekaligus bisa menggunakan penerangan lampu untuk belajar materi kulaih besok. Beda lagi dengan Gardi. Kini pisuhannya semakin menjadi-jadi karena merasa sia-sia telah membeli kuota berlimpah dengan menggunakan uang pinjaman.


Jum’at, 18 Januari 2019

M         H         A

Kamis, 17 Januari 2019

Novel; Arthof's Journey (Hal 19-21)



            Badanku siap menerima keadaan paling buruk sekalipun. Kakiku sudah menuai ancang-ancang indikasi untuk segera menghindar. Aku yakin, pasti tembakan itu akan benar-benar di arahkan kepadaku. Jadi aku hanya tinggal menghindar sejauh-jauhnya dari titik pijakanku.

“kau sudah siap Arthof” tanya Gael yang saat ini kedengarannya sedang berada di belakangku.
Aku mengacungkan jempol tanda jika sudah siap. Tak berselang lama, tembakan pertama terdengar dan dengan cepat badanku menghindar sejauh-jauhnya ke sisi kiri.
“hahaha.... ini mudah!” kataku teramat senang. Ternyata firasatku benar.
“jangan senang dulu. itu tadi baru pemanasan” kata Gael.
“maksudmu?”
“sekarang bersiaplah. Kali ini tidak akan ada jeda”

“duar... duar... duar... duar...” empat bola meriam terlontar dalam waktu yang hampir bersamaan. Seketika tak ada waktu untuk kaget. Segera aku meliuk-liukkan diri kesegala arah, tanpa henti aku berdo’a agar peluru itu tak membunuhku.

“duag!” satu peluru berhasil mengenai tangan kananku. Terdengar suara remukan tulang. Aku meringis kesakitan. Terjatuh sambil mendekap tangan kananku yang sepertinya telah patah.
“akkh....!!!”

Lucunya tidak ada yang segera menolong. Dan saat itu aku mendengar kembali empat buah meriam itu kembali menggelegarkan suaranya.

“duar... duar... duar... duar...”

Secara logika ini tidak mungkin. Pasti ada yang membantu gael untuk menyumbu keempat meriam itu. tapi tak ada waktu untuk protes. Latihan ini ternyata benar-benar dirancang untuk membunuhku. Aku menghindar tanpa mempedulikan rasa sakit yang mencengkram tanganku. Dan kini benar, keempat meriam itu mengarah tepat di tempatku jatuh.

“oi pak tua! Ternyata anda sedang mencoba membunuhku ya!” aku mencoba melepas ikatan tali yang menutup mataku. Tapi seperti diberi perekat. Kain penutup ini benar-benar sangat sulit untuk dilepas.
“tentu saja tidak. Disini aku hanya berniat untuk melatihmu”
“tapi Anda terlihat seperti ingin membunuhku!” jeritku, geram.
“hohohoho... itu hanya firasatmu. Dan lagi kau salah ketika mencoba berpikir bila aku membantu Gael menyumbu meriamnnya. Dia memang memiliki langkah dan gerakan cepat sehingga bisa melakukannya dengan mudah. Jadi nikmatilah latihanmu untuk sekarang. Dijamin kamu akan merasa asyik”

(asyik ndasmu!)

“duar... duar... duar... duar...” kembali empat meriam itu memuntahkan pelurunya. Segera aku menghindar lagi namun kali ini dua buah meriam berhasil mengenai kaki kiri dan punggungku. Suara remukan tulang kembali terdengar.

“akhh.....” aku meringkuk sambil menahan rasa sakit yang menjadi-jadi.
“ayolah Arthof. Gerakanmu mudah sekali terbaca. Jangan berpikir aku hanya membidiknya tepat di posisi awalmu. Ingatlah bahwa aku juga memprediksi gerakanmu”
“a—apa!?” Aku merintih sambil menahan rasa sakit yang menjadi-jadi.
“disini kita saling memprediksi. Latihan ini dirancang untuk mengukur tingkat ketenanganmu dalam menangani situasi genting. Jika kamu gagal memahami serangan lawan, cepat atau lambat kamu pasti akan segera berakhir. Itulah langkah awal yang harus kamu pelajari dalam pertarungan” kata Gael dengan santainya.
“ta—tapi apa kamu sadar bahwa aku masih seorang pemula. Apa tidak salah jika aku langsung mendapat pengajaran yang keras. Aku ini baru saja sembuh dan sekarang beberapa tulangku sudah patah lagi!” rintihku.

“duar.. duar... duar... duar...” seakan tidak diberi waktu untuk mengeluh, keempat bola peluru besi panas terlontar dari moncong  meriam. Saat itu yang bisa kugunakan untuk berpijak hanyalah kaki kanan. Lekas aku berguling-guling dan menghindar ke arah yang tidak jelas. Dan kali ini aku beruntung jika keempat bola meriam itu tidak ada yang mengenaiku.

“duar... duar... duar... duar...” kembali lagi. badanku sudah mulai lelah berpindah dari satu sisi ke sisi lain. Sebuah keajaiban aku berhasil menghindari keempat peluru itu lagi. mungkin rasa takutku akan terkena peluru itulah yang membuat insting bertahan hidupku berhasil mengelaknya. Atau jangan-jangan Gael memang sengaja membuatnya luput dari sasaran.

“duar... duar... duar... duar...” kali ini aku mencoba merasakan arah bolanya. Dan berusaha menghindar ke arah suara yang kecil.

“duar... duar... duar... duar...” belum sempat aku menghindari tembakan gelombang pertama. Aku tertegun karena begitu cepatnya gelombang kedua datang. Saat itu aku pasrah saja sambil bergerak-gerak kayak orang ngga jelas. Dan keempat bola meriam itu menghantam pundak, perut, pupu, dan yang terakhir mengenai tepat di jidatku, Membuatku akhirnya tak sadarkan diri. rasa sakit ini begitu menggila. Dingin menyebar keseluruh penjuru tubuh. Beku dan kaku, tampaknya aku tengah sekarat menahan ajal yang sebentar lagi menjemput.

            Kesadaranku kabur dan aku pasti akan segera pingsan, bukan, mungkin aku akan segera mati. Kupikir semuanya bakal berhenti, lalu mbah Jiwo atau Gael segera menolongku setelah diriku dibombardir sedemikian rupa. Namun tidak seperti yang di harapkan.

“duar... duar... duar... duar...” aku masih bisa mendengar suara dari meriam yang telah ditembakkan kembali. Kali ini aku benar-benar tidak habis pikir.

(ternyata mereka benar-benar mencoba untuk membunuhku) pikirku dalam ketidak sadaran. Aku pasrah saja menerima nasib ini. Sampai akhirnya semua terasa gelap dan dingin.

***

Budaya Mengulur Waktu




“Halah Kosek!”
“Nanti mungkin bisa”
“Kalau bisa nanti ngapa harus sekarang?”
“Ah lain kali aja deh”
“Sans lah, seperti kata pepatah. Gunakan waktu dengan percuma, buru-buru kemudian”

Sebuah kata-kata Mutiara yang acapkali hadir menghiasi bibir kita di tiap sela waktu yang ada. Merasa masih memiliki banyak waktu luang sehingga menunda sebuah pekerjaan yang harusnya bisa diselesaikan saat itu juga.

            Yah, emang sih udah menjadi kebiasaan bahwa kita baru akan serius mengerjakan sebuah persoalan ketika persoalan itu sudah mepet H-1 menit. Alhasil garapan atau pekerjaan yang di usung pun dikerjakan seadanya, padahal sebenarnya sudah di beri batas waktu satu bulan. Lucunya lagi adalah mereka menggarap itu dengan tidak seksama dan dalam tempo waktu yang sesingkat-singkatnya.

            Kita harus banyak mencontoh negeri tetangga, atau mungkin saya ambil contoh negeri Jepang. Dimana mereka sangat tertib menjaga pola aktivitasnya. Memiliki kultur budaya dan norma yang baik, serta menanamkan nilai-nilai kesregepan semenjak dini. (saya tidak mau ngatain kalau negeri kita kurang baik dalam hal penanaman nilai dan budaya). Saya anggap Negeri WKWKland ini juga memiliki budaya yang bagus, apalagi kata orang luar negeri orang WKWKland itu ramah-ramah (walaupun bacotan Netizennya kayak ampas kopling).

            Jadi sebisa mungkin gunakanlah waktumu itu dengan baik dan benar. Ubah mindset yang semula ‘bisa dikerjakan nanti’ menjadi ‘sekarang harus dikerjakan’. Jangan manja dan malas karena itulah yang mengakibatkan negara ini terus berkembang dengan tetap menjadi negara berkembang. Lha wong kalian aja Cuma berkembang (umurnya thok) tapi dalam hal kemajuan intelek masih kayak … (isi sendiri). Kita harusnya malu ketika memiliki negara besar namun masih memiliki mental mengulur-ulur waktu (mau sampai kapan kalian mengulur waktu sampai WKWKland maju 😊). Padahal kita sendiripun juga geregetan kan semisal timnas sepakbola sedang main lawan negara tetangga sebelah, posisi kalah namun kita sebenarnya bisa bangkit, tapi pihak lawan malah ngulur waktu dengan akting-akting bullshitnya. Itulah yang sebenarnya harus kita rasakan sebagai seorang masyarakat wkwkland yang saya pikir otaknya masih gress semua, masih ori dan new branded. Kita gunakan kemampuan kita, intelektual kita dengan keluar dari zona nyaman!

            Saya kutip sebuah perkataan dari John Arthorne :

“Siapapun orangnya yang membiarkan waktu mengatur dirinya; ia akan mengalami hidup sebagai seorang budak.”

Manusia memiliki kehendak bebas dalam melakukan apapun, namun ketika kehendak bebas tersebut disalahgunakan, hasilnya malah membuat diri terkekang dengan kebebasan tersebut. Istilah rumitnya kebebasan yang tidak bebas (opo maneh kui). Jadilah seorang cerdas yang bisa mengahargai waktu layaknya teman. Waktu adalah teman! Di semua kehidupan kita selalu ditemani waktu, maka jadikanlah ia teman baikmu (Aseek).

            Ada juga nih kutipan lain supaya lo itu bisa segera sadar dan khilaf buat ngga buang-buang waktu lagi (biar ngga telat kalau disuruh kumpul rapat, ketemuan kumpul bareng temen yang bilangnya otw tapi baru mandi, masuk kelas, nggarap tugas, dll)

“Waktu tidak memiliki arti kecuali jika kita memilih untuk membuat waktu tersebut menjadi penting.”

(Leo Buscaglia)

Waktu adalah sumber daya yang paling langka bagi seorang manajer; jika waktu tidak diatur, maka tidak ada lagi yang bisa diatur.”

(Peter F. Drucker)

“Waktu adalah koin paling berharga dalam hidupmu. Kamu sendiri yang bisa menentukan bagaimana koin tersebut dihabiskan. Berhati-hatilah jangan sampai membiarkan orang lain menghabiskannya untukmu.”

(John Dryden)

Nah tuh bisa diterjemahin dan diresapi sendiri kata-katanya ya guys. (gw lagi males nerangin wkwkw. Dasar emang masyarakat WKWKland)

Jadi intinya gitu guys. Diharapkan setelah anda membaca konten ini (moga aja ngga Cuma di scrool up karena netizen suka dengan hal ini) kalian mendapat ilmu yang bermanfaat, lebih memanfaatkan waktu dengan baik, serta tidak menunda-nunda pekerjaan kantor, tugas dari dosen, telat pas rapat, atau hal lain yang merugikan diri sendiri dan orang lain.


Thanks, wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh…

Selasa, 15 Januari 2019

Penjelasan role Hero Mobile Legend




Hello kembali Bersama SopoGaming, udah lama banget saya tidak menulis sebuah konten interaktif. Dan pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan tipe-tipe hero yang ada pada game mobile legend. Untuk saat ini memang game tersebut telah menjadi game favorit saya setelah PabG.

Role itu apa sih? Bagi kalian yang belum tau, role adalah peran, lakon.

Logikanya, kita bermain di land of dawn (map yang ada di ML) tujuan utamanya adalah untuk menghancurkan turret musuh. Boleh mukil cuman harus tau waktu dan tempat yang tepat (biasanya yang pakai role assassin)

Gas langsung aja kita bahas role yang ada di mobile legend…

Assassin : bagi kalian tipe orang yang suka mukil hero ini cocok banget dengan kalian. Namun harus diingat hero ini berdarah tipis serta harus lihai dalam menggunakan skill dan ultinya. Usahakan incar yang berdarah tipis dulu (marksman, mage, support, assassin), jangan open war, bunuh lawan dengan cepat dan sembunyi-sembunyi, penting kalian fokus farming, kill, dan kalau ada kesempatan curi turret.

Mage : bagi kamu yang ingin safety dan takut maju ke depan. kalau soal damage jelas hero ini sakit banget di awal. Tapi siap-siap aja bakal jadi inceran musuh.

Fighter : adalah role hero yang cocok bagi kamu yang memiliki jiwa petarung. Terkadang open war dan mengacak-acak formasi musuh.

Marksman : awalnya hero ini memang lemah, tapi kalau udah late game damagenya sakit parah ga ada obat. Tipe hero jarak jauh dan cocok bagi kamu yang sabar dan pintar mencari posisi hit yang tepat. Ati-ati juga kalau salah posisi atau offside bakalan terpongkeng sama musuh.

Tank : bertugas melindungi dan menjaga tim saat war. Fungsi tank di setiap pertandingan itu sakral banget karena dia menjadi tameng saat war, menciduk, bahkan bisa mengkontrol jalannya pertandingan. Jika tank dalam sebuah tim bagus, kesempatan menang jauh lebih besar.

Support : nah, role ini memang jarang di pick oleh sebagian besar orang, namun fungsinya sangat membantu tim dengan skill yang dimiliki nya. Seperti heal (estes, minotour, rafaela), merasuki badan (angela), dan masih banyak kegunaan lain.

Yang jelas tiap hero memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri bro. Tergantung dari pilot yang menjalankan hero tersebut. Jadi untuk tips sebenarnya cuma turret dan farming terus, usahakan ngga nganggur dan muter-muter ngga jelas di map. mengandalkan kerja sama tim dan peka dengan map (istilah kerennya 'jangan buta map')

Di konten selanjutnya sebelum masuk ke fungsi dan kegunaan hero satu persatu, saya akan menjelaskan fungsi mapping pada game Mobile Legend ini, Sekian terimakasih.

Belajar dari kegagalan





         Semua yang hadir di depan kita merupakan pembelajaran yang amat bagus untuk menunjang pengalaman diri. Siapa yang bisa memetik kebermanfaatan dari tiap kejadian, pasti memiliki kesempatan lebih untuk sukses dimasa mendatang. kegagalan bukan berarti tidak berhasil, namun kegagalan adalah sebuah keberhasilan yang tertunda.

            Mari kita belajar dari kegagalan. Proses keberhasilan yang di bangun dari dalam diri selalu bermula dari kegagalan. Berbeda ketika kita tidak ingin mencari resiko dan berdiam karena merasa diri sudah aman dan nyaman. Tentu orang itu akan sangat sulit berkembang.

            Jadi gini bro, kita buat simpel aja. Mendulang keberhasilan itu tidak serta merta kayak dapat rejeki nomplok, menang lotre, atau dapat uang dari bungkus ciki. tidak bisa langsung jadi tanpa ada usaha nyata. Karena sesuatu yang nyata akan bisa diraih dengan usaha nyata. Jadi intinya harus usaha dulu, berhasil atau gagal itu masalah belakangan, karena sadar atau ga sadar tiap buah dari kegagalan adalah dimana kita membangun fondasi anak tangga untuk menuju kesusksesan di atas sana.



            Terkadang kebanyakan orang itu kesel banget kalau membayangkan masa lalu yang sebenarnya dia bisa rubah saat ini juga.

“aduh, kenapa dulu gw ngga kayak gini. Malah jadi kayak nganu”
“nyesel gw harus terjerumus disini”



“andaikan aku nembak dia pasti sekarang dia jadi pacarku”

Dan berbagai perumpamaan penyesalan lain. Sadarlah guys, bahwasanya hal itu tidak ada gunanya dan malah akan membebani otakmu untuk bisa berpikir maju. Mengandaikan masa lalu yang tidak bisa diubah sama halnya lo lagi makan tapi sistemnya terbalik (jadi masuk lewat bawah keluar lewat mulut) kan ngga mungkin. Jadi biarlah itu berlalu dan renungkan sealakadarnya saja. buat itu jadi pengalaman berharga agar nantinya tidak terulang di masa depan.

            Sebisa mungkin ketika menggapai sebuah impian, kita bener-bener khayalin tuh senyata-nyatanya. Tapi juga ngga terus-terusan ampe lo tua tetep jadi khayalan, dan tentunya harus dapat diterima akal (contohya nih bisa masuk ke dunia anime). kita disini berbicara tentang penggambaran sesuatu yang logis, mimpi besar ngga masalah semisal pengen jadi presiden, asalkan itu logis. Ketita menggambarkan, alangkah lebih baik jika ditulis agar gambaran yang pernah kita buat itu terikat dengan tulisan. Semua itu bisa menstimulasi fungsi otak supaya kita memiliki tanggung jawab, memiliki harapan, memiliki sebuah tujuan dalam hidup. Supaya hidup kita bukan hanya makan, tidur, makan, tidur, kerja, nikah, mampus. Tapi di sela-sela hidup kita itu memiliki sebuah nilai, sebuah interaksi dan keteladan yang akan di ingat oleh dunia bahkan ketika kita meninggal kelak.

            Kalian tahu sendiri lah IR Soekarno, adam malik, Salahuddin al ayyubi. Mereka semua sudah wafat. Tapi kita yang disini tetap mengenal dan menghargai usaha beliau meski sekalipun kita tidak bertemu. Itulah yang menjadi nilai mereka dimasa kehidupannya. Jadi temen-temen. Mumpung nih hidup kita Cuma sekali, buatlah yang berarti. Jangan sia-siakan, jangan di korbankan buat hal-hal tidak cetho. Boleh sedikit tidak cetho asalkan jangan sampe kebablasan. Karena sesuatu yang berlebihan itu ngga baik. Dan pesan gw terakhir. Gunakan waktu yang diberikan oleh Allah ini dengan sebaik mungkin. Karena sadar atau ngga sadar, waktu selalu berjalan maju, begitupun ajalmu tak ada seorang pun yang akan tahu kamu bakal mati kapan dan dimana.


15 Januari 2019

Minggu, 13 Januari 2019

Kumpulan Cerpen ; NIAT



            Tidak mungkin!” Pikir Suki, tak habis pikir.
ini pasti bohong!” sangkalnya sekali lagi, geleng-geleng kepala.
“apa mungkin perbuatan baik yang aku lakukan selama ini hanya untuk kepentingan diri dan hawa nafsuku saja. Apakah semua kebaikan yang telah aku lakukan dahulu hanya untuk mengangkat derajatku saja!” kini seluruh badannya gemetar tak karuan.

***
Semua bermula atas ketidaksengajaan, sebuah fenomena yang disebut hidayah.

Di sekolah…

“kamu yang waktu itu bantuin aku bawain buku tugas ya, ayo aku jajanin ke kantin”
“ah, ngga papa kok, biasa aja”
“aduh jangan gitu, akunya jadi ngga enak nih” dia terus saja memaksakan pentol yang ada di tangannya itu ke tangan Suki. Suki akhirnya dengan terpaksa walaupun mau mau kucing menerimanya.
“hehe, makasih ya, aku ngga minta lho”
“ngga papa, itung-itung ini juga termasuk tanda terimakasihku” sahut teman laki-lakinya sambil memberikan senyuman.

            Di Kosan Suki…

“wah makasih banget nih udah mau nganterin, Ki. Hampir aja aku pesen Bo-jek tadi”
“ah ngga masalah” kata Suki, penuh senyuman.
Suki berbalik arah untuk kembali ke kos. Berpamitan dengan temannya yang sebentar lagi akan memasuki sesi perkuliahan.

            Di dalam sebuah mini bus…

seorang pria sepuh tengah masuk ke dalam mini bis. Kakek itu melihat sekekliling,  mendapati semua tempat duduk telah terisi. Mengetahui hal tersebut, Suki berdiri dan mempersialakan simbah itu untuk menduduki kursinya. Semua mata tertuju padanya dan sebagian memberikan apresiasi. Tapi itu bukan yang diharapkan oleh Suki. Dia lebih memilih menunduk dan berusaha melupakan hal itu, karena dia tahu riya’ bisa membuang keikhlasannya.

Di dalam Masjid…

Suki dengan khusyu’ melaksanakan sholat qobliyah ashar. Beberapa makmum di belakangnya tanpa sangaja membicarakan Suki, dan di dengar oleh telinganya.
“Masyaa Allah, aku pengen banget pak punya anak kayak dia, baik, rajin, suka beribadah ke masjid”
“bener pak, Selalu saja istiqomah untuk sholat lima waktu tiap hari ke masjid. Bahkan setiap kali saya kesini selalu saja keduluan sama dia”
“jelas lah pak. Wong bapak selalu masbuk datang ke masjid. wkwkwk”
“ah iya, wkwkwk”

            Di dalam kesibukan, rutinitas, dan perbuatan yang terlintas di pikiran Suki…  

            “Hari ini jangan lupa untuk tilawah, aku harus menyelesaikan program one day one juz” pikirnya. Tak berselang lama Suki membuka Al-Quran kemudian membacanya.

“astagfirullah, hampir saja aku lupa untuk dzikir pagi. Aku ngga boleh tidur sebelum subuh” katanya dalam hati. Dia sedang melaksanakan program harian yang di tempel di tembok kamarnya. Semua sudah dia program dan atur untuk membentuk dirinya ke arah yang lebih baik.

“aku harus belajar, menuntut ilmu, membahagiakan orang tua. Aku harus berjuang dapat nilai bagus” pikirnya. Dia sampirkan game yang melenakan kemudian berusaha mengumpulkan konsentrasi untuk belajar.

“amanah organisasi harus di selesaikan, tidak boleh mensia-siakan kesempatan yang diberikan, toh juga manfaatnya bisa di rasakan di masa depan” pikirnya, Suki kembali semangat mengerjakan proker-proker menantang dari organisasi yang di ikuti.

Suki menjalani rutinitas harian dengan perasaan yang bahagia, penuh rasa optimis dan penuh harap. Dia yakin semua akan di balas oleh Allah. Semua yang telah dia lakukan di niatkan hanya semata-mata untuk Allah Subhanahu wata’ala. Menolong tanpa pamrih, belajar dengan gigih, berlatih dengan tekun, dan juga beribadah dengan rajin. Dia dikenal semua orang atas ke’aliman dan ketekunan yang dimiliki. Tak ayal dia mendapat banyak teman karena perbuatan baiknya.

“ih, kamu baik banget deh, jadi suka” kata sabrina yang saat itu sedang mencoba menggoda ke-soleh-an Suki.

“ah biasa aja, aku hanyalah insan yang penuh kekurangan”
“kamu Sukanya merendah terus Ki. Ngga baik lho padahal kenyataannya kamu keren banget”
Suki terlena beberapa saat namun dia sadar kalau itu hanya godaan dunia yang melenakan.

            Di kosannya dia juga dikenal banyak orang karena sering membantu. Menebar senyuman saat sedang jogging mengitari kompleks kampung itu. membuat beberapa orang di kampung sampai sudah sangat familiar dengan perbuatan Suki yang suka menyapa, ramah, sering sholat ke masjid, dan rajin menabung.

“Nak Suki, sini ibu kasih lauk tambahan” Ibu Burjo menambahkan lauk ke dalam piring Suki.
“ya ampun bu, ngga usah malah ngerepotin” tolak Suki, Halus.
“halah ngga papa, udah terima aja”
Mereka melakukan perdebatan beberapa jam hingga akhirnya Suki mau menerima lauk tambahan itu.
“terimakasih bu, semoga Allah membalas kebaikannya” kata Suki.
“sama-sama”

Segalanya dirasa baik dan masuk akal. Membantu sesama adalah pokok utama yang dia bangun terhadap dirinya. Amal ma’ruf nahi munkar, terjun langsung ke lapangan untuk menyelesaikan segala problem yang ada. Yang Suki tahu semua itu dia lakukan hanya untuk Allah semata, hanya berhasrat untuk menggapai ridhonya tanpa meminta pamrih di dunia. Namun…

“Suki, kamu sore nanti longgar ndak?” tanya Sabrina, dengan muka polos dan penuh harap.
“nanti sore aku kosong kok. Memang ada apa, Na?”
“aku minta tolong nih buat nemenin aku beli buku-buku”
“boleh, tapi bukannya lebih enak kalau ditemenin sama temen cewekmu?”
“mereka itu pada males kalau disuruh nemenin beli buku, baru semangatnya pas diajakin ke mall” katanya dengan ekspresi jutek.
“oh ya udah, ntar sore tak temenin”
“oke, nanti aku bakal mampir ke kosanmu”
“siap”

***
            Sore yang direncanakan telah tiba, Suki menunggu beberapa menit hingga akhirnya orang yang dinanti datang juga ke situ.

“maafin ya, kamu nunggu lama ngga?” kata Sabrina penuh penyesalan.
“Sans, lagian kan aku nunggunya di kos, ayok segera ke Garmendia sebelum kemalaman” ajak Suki.
“Okee”
Kemudian mereka berdua berangkat menuju Garmendia untuk membeli beberapa buku.

            Sesampainya disana mereka berdua melihat buku-buku berjajar rapi terpasang di tiap sudut. Berputar kesana kemari mencari buku-buku yang ingin dibeli. Suki juga melihat beberapa sekaligus memperhatikan Sabrina agar tidak hilang dari pandangan. Namun tanpa di duga disana dia bertemu dan terpergok oleh mantan calon pacar Sabrina.
“SUKI?” kata Leo memastikan.

“eh Leo, apa kabar?” tanya Suki balik.
“ka-kamu kok bisa-bisanya jadian sama Sabrina! Jalan bareng! Di depan gua!?” kini Leo sudah dalam tahap mode nge-gas.
Suki berusaha mengkalemkan suasana. Seluruh mata tertuju pada mereka berdua, Sabrina segera sadar kalau Suki sedang tertimpa masalah langsung berlari ke arah Suki.
“eh Leo, ngapain kamu kesini! Ngajakin ribut Suki lagi, ngga malu lo”
“kamu yang harusnya malu, ngapain ngajak jalan anak sok ‘alim ini!”
“astagfirullah”
“sok-sok an astagfirullah. Kerjaannya paling di kosan tura-turu tok kan! cuma pamer amal perbuatan pas ada banyak orang. Niat lo Cuma pengen popular biar disegani orang-orang kan! ngaku aja!” ceplos Leo tanpa basa-basi.
Suki tercekat di buatnya. Sabrina dengan respon nge-gas yang sama berusaha menghujat Leo yang ngomong sembarangan di hadapan Suki. Setelah itu Leo dengan terpaksa harus pergi setelah mendapat banyak cacian dari Sabrina dan usiran dari satpam.
“kamu ngga kenapa-napa kan Suki?” Sabrina merasa bersalah dan gelisah, melihat muka Suki yang Sayu.
Suki hanya menggeleng sambil tersenyum renyah, walau di wajahnya tersirat makna yang mendalam setajam silet.

***
            Udara dingin meresap terserap ke lubang hidung. Tak terasa ingus masuk kedalam menimbulkan riak yang tak menentu. Hati terasa gundah dikala segala amal yang susah payah di bangun harus pupus terbakar riya’. Suki dengan kepala mengadah ke bawah, mengangkat tangannya seraya berdo’a kepada sang pencipta atas segala kesalahannya, kedzaliman, ketidak tahuan, dan kesalahan.

“Ya Rabb, andaikan hamba tahu jika segala perbuatan yang telah hamba lakukan menuju kepada materialistik, menuju ke arah dunia yang fana ini, menuju ke arah murka-Mu. Hamba mohon ampun yang sebesar-besarnya ya Allah, tak sekalipun niat hamba menginginkan itu, tapi entah kenapa setan selalu membersitkan kedalam hati hampa kesenangan atas segala balasan dunia yang melenakan dan membutakan hati hamba. Hamba merasa hampa, hamba merasa bersalah, hamba merasa berdosa, sia-sialah apa yang hamba perjuangkan jika pada akhirnya yang saya ingin kan hanyalah kesenangan dunia yang menipu”

“ya Rabb, berilah keikhlasan kepada hamba, kekuatan atas segala macam godaan setan, harta, takhta, dan manusia. Hapuslah kesalahan hamba dan orang-orang di sekitar hamba. Hamba sadar ingin enak sendiri, hamba masih lebih mencitai diri hamba sendiri. Hamba tersadar jika pada dasarnya segala macam perbuatan yang telah hamba lakukan hanya untuk pamer, hanya untuk meningkatkan jati diri, hanya untuk menambah kapasitas dan kepentingan diri, entah itu hamba sadari atau hamba tidak sadar. Hamba mohon ampun atas itu semua Ya Allah. Hamba benar-benar Khilaf”

Setelah mengakhiri sesi doa, Suki menunaikan sholat sunah dua roka’at.  Kemudian keluar dari masjid dengan perasaan bersih, lagi bercahaya.

14 Januari 2019
M         H         A