Kamis, 25 Juli 2019

Siapkah Kita dengan Perubahan?



            Siapkah kita ketika dihadapkan pada perubahan? Ataukah kita hanya berpura-pura tak tahu atau mungkin berharap agar tidak terjadi perubahan. Karena sejatinya perubahan yang baik adalah yang mengarahkan menuju hakikat kehidupan yang sejati. Bukan malah memperburuk dengan realitas semu yang nyatanya merusak tata sistem dunia ini.

            Semua merasa bisa beradaptasi. Merasa diri sanggup berubah di medan manapun, di posisi manapun. Namun lucunya mereka sagat sulit merubah diri mereka sendiri ke arah yang lebih baik. Itu menjadi paduan yang tak sinkron manakala dirinya menuntut lingkungan supaya berubah menjadi baik, sedangkan dirinya masih saja berkutat pada keterbelakangan tanpa adanya usaha untuk merubah diri.

Lucu? Memang, mereka berpikir sudah berusaha, sudah menuju proses, sudah melakukan ini itu tanpa kenal lelah. Tapi seberapa cepat proses itu berjalan? Sudah berapa persen proses itu dilaksanakan? Bayangkan saja ketika kita mendownload sesuatu, dan kelarnya lama, masih berkisar satu persen. Padahal data yang di download 20 Giga. Dituliskan disitu akan selesai di Download satu hari lima jam! Pasti sudah banyak orang akan men-cancel nya tanpa pikir Panjang. Orang itu pasti akan beralih menuju Wifi.id yang jaringannya lebih cepat. Sehingga ketika mendownload data besar akan terasa nyaman.

Begitu juga dengan diri, seberapa cepat kita mengisi kapasitas diri? Bukankah kita siap dengan perubahan? Menginginkan perubahan yang lebih baik? Lantas kenapa kita tak sanggup merubah suatu hal yang sangat mendasar yakni diri sendiri? Sok-sok an mengurus yang lain, berkomentar sana sini ketika melihat problem. Memandang orang lain rendah ketika berbuat salah dalam tindakannya. Tanpa sadar jika diri ini sebenarnya juga banyak salah, banyak ngawurnya, ga peka, dan bisa jadi diri ini lebih buruk dari orang lain yang dikomentari.

Merubah lingkungan menjadi lebih baik memang penting. Namun jangan lupa bahwa diri juga perlu dibina untuk melakukan perubahan tersebut. Karena sebuah perubahan tidak bisa didasari hanya dengan kata-kata bualan belaka. Perlu adanya action, bahkan diri sendirilah yang harus mengawali action tersebut. Jika semua saling menunggu seorang untuk beraksi. Maka akan memakan waktu lama, bahkan agenda perubahan tersebut tak akan terealisasi alias hanya akan menjadi wacana.

Faktor utama untuk merubah keadaan dan siap menerima perubahan, adalah manakala bisa berfikir dan sadar peran kita, terus mengisi kapasitas diri menjadi layak, bersikap terbuka dan fleksibel dengan keadaan sosial, sanggup mengendalikan diri serta berusaha merubah diri ke arah yang lebih baik, mampu berfikir akan perlunya perubahan kemudian di realisasikan dengan tindakan nyata. Sehingga dengan berbagai hal tersebut kita akan meraih sebuah dukungan. Masyarakat tak sekedar melihat kata-kata perubahan yang kita gelontorkan, namun sikap dan tindakan kita juga ikut mendukung perubahan yang dikatakan. Sehingga antusias relasi akan terbangun dalam membantu kita menghadapi perubahan tersebut.


Wallahu’alam…

0 komentar:

Posting Komentar